FIQIH XI Bagian 2 : Jual Beli
﴿ أَحْكَامُ الْبُيُوع وَالْـخِيَار وَالسَّلَم ﴾
Hukum jual beli, Khiyar dan Salam
تَعْرِيْف الْبَيْعِ :
الْبَيْعُ لُغَةً مُقَابَلَةُ شَيْءٍ بِشَيْءٍ عَلَى وَجْهِ الْمُعَاوَضَةِ فَهُوَ مُبَادَلَةُ الْمَالِ بِالْمَالِ . أَمَّا فِي اْلِإصْطِلَاحِ فَقَدْ تَعَدَّدَتْ آرَاءُ الْفُقَهَاءِ فِيْهِ .
Pengertian jual beli
Jual beli menurut bahasa artinya menghadapkan sesuatu dengan sesuatu untuk dipertukarkan. Ia sama dengan mempertukarkan harta dengan harta.
ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ إِلَى اَنَّ الْبَيْعَ هُوَ مُبَادَلَةُ شَيْءٍ بِشَيْءٍ بِشَرْطِ تَرَاضِي الطَّرْفَيْنِ .
Kelompok Hanafiyah berpendapat, jual beli adalah mempertukarkan sesuatu dengan sesuatu dengan syarat adanya saling ridho dari kedua belah pihak
وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ إِلَى أنَّ الْبَيْعَ هُوَ عَقْدُ مُعَاوَضَةٍ عَلَى غَيْرِ مَنَافِعَ.
Kelompok Malikiyah berpendapat bahwa jual beli adalah transaksi saling tukar pada sesuatu selain manfaat.
وَذَهَبَ الشَّافِعِيَّةُ إِلَى اَنَّ الْبَيْعَ عَقْدُ مُعَاوَضَةٍ مَالِيَّةٍ يُؤَدِّيْ إِلَى مِلْكِ عَيْنٍ أَوْ مَنْفَعَةٍ مُبَاحَةٍ عَلَى التَّأْبِيْدِ .
Kelompok As Syafi'iyah berpendapat bahwasanya jual beli adalah transaksi saling tukar harta yang menyebabkan kepemilikan benda atau manfaat yang mubah, secara permanen.
وَذَهَبَ الْحَنَابِلَةُ إِلَى أَنَّ الْبَيْعَ هُوَ مُبَادَلَةُ مَالٍ بِمَالٍ أَوْ مَنْفَعَةٍ مُبَاحَةٍ عَلَى التَّأْبِيْدِ غَيْرُ رِبًا أَوْ قَرْضٍ .
وَنَجِدُ مِنَ التَّعْرِيْفَاتِ السَّابِقَةِ أنَّ الْمَعْنَى وَاحِدٌ وَهُوَ مُبَادَلَةُ مَالٍ بِمَالٍ عَنْ طَرِيْقِ التَّرَاضِيْ .
Kelompok Hanabilah berpendapat bahwasanya jual beli adalah mempertukarkan harta dengan harta atau dengan manfaat yang mubah secara permanen, selain riba atau hutang.
Dari devinisi devinisi tersebut, kita jumpai bahwa maknanya satu, yaitu mempertukarkan harta dengan harta dengan jalan saling rela (saling ridho).
مَشْرُوْعِيَّةُ الْبَيْعِ
الْبَيْعُ مَشْرُوْعٌ بِأَدِلَّةٍ كَثِيْرَةٍ مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ . مِنْهَا قَوْلُهُ تَعَالَى ﴿ وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ﴾ - البقرة : 275 .
مَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ أَفْضَلِ الْكَسْبِ فَقَالَ : ( بَيْعٌ مَبْرُوْرٌ وَعَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ ) .
فَقَدْ أَجْمَعَ الْفُقَهَاءُ عَلَى مَشْرُوْعِيَّةِ الْبَيْعِ وَجَوَازِهِ فِي الْجُمْلَةِ . وَاْلإِ جْمَاعُ فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ وَإِنْ كَانَ سُكُوْتِيًّا، إلَّا أنَّهُ فِي حُكْمِ الصَّرِيْحِ الْمَنْطُوْقِ .
Disyariatkannya jual beli
Jual beli disyariatkan dengan dalil dalil yang banyak dari kitab dan sunnah. Antara lain :
- firman Allah : "Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" - Al Baqarah 275
- Hadis yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya ia ditanya tentang usaha yang paling utama. maka Rasulullah SAW menjawab : "Jual beli yang baik, dan pekerjaan seorang lelaki dengan tangannya"
- Ijma' para Fuqoha' atas disyariatkannya jual beli dan kebolehannya secara umum. Ijma' pada masalah ini meskipun ijma'nya sukuti, hanya saja hukumnya sama dengan ijma' sorih yang diucapkan.
أَرْكَانُ الْبَيْع
وَأَرْكَانُ الْبَيْعِ عِنْدَ جُمْهُوْرِ الْفُقَهَاءِ ثَلاَثَةٌ : وَهِيَ الصِّيْغَةُ ، وَالْعَاقِدَانِ وَالْمَعْقُوْدُ عَلَيْهِ .
Rukun rukun jual beli
Rukun rukun jual beli menurut Jumhur ahli fiqih ada tiga : Shigat, dua pihak yang ber-akad, dan sesuatu yang di akadi
1- الصِّيْغَةُ هِيَ كُلُّ مَا دَلَّ عَلَى التَّرَاضِي مِنْ كِلَا الْجَانِبَيْنِ وَهِيَ اْلإِيْجَابُ وَالْقَبُوْلُ .
وَاْلِإيْجَابُ هُوَ اللَّفْظُ الصَّادِرُ مِنَ الْبَائِعِ . وَالْقَبُوْلُ : هُوَ اللَّفْظُ الصَّادِرُ مِنَ الْمُشْتَرِيْ . وَقَدْ تَكُوْنُ بِالْقَوْلِ (كَبِعْتُكَ هَذِهِ السَّيَّارَةَ بِمِائَةِ مِلْيُوْنٍ رُوْبِيَّة ثُمَّ يُجِيْبُ الْمُشْتَرِي : قَبِلْتُ) اَوْ بِالْفِعْلِ أَوْ بِالْمُعَاطَاةِ (وَهِيَ اْلَأخْذُ وَاْلِإعْطَاءُ بِدُوْنِ كَلاَمٍ ) .
1. Shigat adalah semua yang menunjukkan kepada adanya saling ridho dari dua belah pihak, yaitu adanya ijab dan qabul.
Ijab adalah lafadz yang berasal dari penjual. Qabul adalah lafadz yang berasal dari pembeli. Akad bisa berupa ucapan (seperti aku jual padamu mobil ini seharga Rp. 100.000.000, kemudian pembeli menjawab : saya terima ) atau berupa perbuatan atau disebut mu'athot (yaitu mengambil dan memberi tanpa disertai ucapan)
2- الْعَاقِدَانِ : وَهُمَا الطَّرْفَانِ الْمُبَاشِرَانِ لِلْعَقْدِ يَعْنِي الْبَائِعَ أَوْ وَكِيْلَهُ , وَالْمُشْتَرِيَ أَوْ وَكِيْلَهُ .
2. Dua orang yang ber-akad ; yaitu dua belah pihak yang terlibat langsung untuk akad, maksudnya penjual atau wakilnya, dan pembeli atau wakilnya.
3- الْمَعْقُوْد عَلَيْه : وَيَتَنَاوَلُ الْمَبِيْعَ وَالثَّمَنَ .
3. Yang diakadi ; mencakup barang yang dijual dan harganya
شُرُوْطُ الْبَيْعِ
اِشْتَرَطَ الْعُلَمَاءُ لِصِحَّةِ الْبَيْعِ الشُّرُوْطَ اْلآتِيَةَ :
1- التَّرَاضِيْ بَيْنَ الْبَائِعِ وَالْمُشْتَرِي
2- كَوْنُ الْعَاقِدِ جَائِزَ التَّصَرُّفِ بِأَنْ يَكُوْنَ بَالِغًا عَاقِلًا حُرًا
3- أَنْ يَكُوْنَ الْبَائِعُ مَالِكًا لِلْمَبِيْعِ أَوْ قَائِمًا مَقَامَ مَالِكِهِ كَالْوَكِيْلِ وَالْمُوْصَِى وَالْوَلِيِّ
4- أنْ يَكُوْنَ الْمَتَاعُ أَوِ السِّلْعَةُ مِمَّا يُبَاحُ اْلِإنْتِفَاعُ بِهِ
5- أنْ يَكُوْنَ الْمَعْقُوْدُ عَلَيْهِ مَقْدُوْرًا عَلَى تَسْلِيْمِهِ
6- أنْ يَكُوْنَ المَعْقُوْدُ عَلَيْهِ مَعْلُوْمًا لِكُلٍّ مِنْهُمَا
7- أنْ يَكُوْنَ الثَّمَنُ مَعْلُوْمًا .
Syarat syarat jual beli
Para ulama menetapkan syarat syarat berikut untuk keabsahan jual beli :
- Adanya saling ridho diantara penjual dan pembeli
- Yang melakukan akad harus orang yang boleh menggunakan hartanya, dengan memenuhi kriteria Baligh, berakal, dan merdeka
- Si penjual harus memiliki barang yang dijual atau berposisi menggantikan pemiliknya seperti wakil, yang diberi wasiat, atau walinya
- Harta atau barang dagangannya merupakan sesuatu yang boleh dimanfaatkan
- Yang diakadi harus mampu diserahkan
- Yang diakadi harus diketahui oleh kedua belah pihak
- Harganya harus diketahui
• بَيْعِ الْمَعْدُوْمِ مِثْلُ بَيْعِ السَّمَكِ فِي الْمَاءِ
• بَيْعُ مَا لَا يُمْلَكُ أَوْ غَيْرِ الْمَقْدُوْرِ عَلَى تَسْلِيْمِهِ
• بَيْعُ غَيْرِ الْمَعْلُوْمِ صِفَتُهُ أوْ قَدْرُهُ أَوْ جِنْسُهُ
• بَيْعُ الْمُلَامَسَةِ : مَا يَلْمِسُهُ الْمُشْتَرِي يُشْتَرَى
• بَيْعُ الثِّمَارِ قَبْلَ بُدُوِّ صَلَاحِهَا
• بَيْعُ مَا لَا يُمْلَكُ أَوْ غَيْرِ الْمَقْدُوْرِ عَلَى تَسْلِيْمِهِ
• بَيْعُ غَيْرِ الْمَعْلُوْمِ صِفَتُهُ أوْ قَدْرُهُ أَوْ جِنْسُهُ
• بَيْعُ الْمُلَامَسَةِ : مَا يَلْمِسُهُ الْمُشْتَرِي يُشْتَرَى
• بَيْعُ الثِّمَارِ قَبْلَ بُدُوِّ صَلَاحِهَا
• بَيْعُ الثِّمَارِ لِعِدَّةِ سَنَوَاتٍ قَبْلَ أَنْ تُخْلَقَ
Jual beli yang dilarang menurut syariat Islam :
1. Karena adanya tipuan (ghurur) dan ketidak jelasan (jahalah) seperti :
- Jual beli sesuatu yang tidak ada seperti jual beli ikan yang masih ada di air
- Jual beli sesuatu yang tidak dimiliki atau sesuatu yang tidak sanggup untuk diserah-terimakan
- Jual beli sesuatu yang tidak jelas sifatnya atau ukurannya atau jenisnya
- Jual beli dengan cara menyentuh (mulamasah) yaitu, mana yang disentuh pembeli, itulah yang dibeli. ( catatan : termasuk jual beli dengan cara melempar rotan atau koin, yang banyak dimainkan di pasar malam)
- Jual beli buah yang sebelum terlihat kebagusannya (termasuk ijon, yaitu jual beli buah yang masih pentil).
- Jual beli buah beberapa tahun sebelum buahnya diciptakan (pohonnya belum berbuah)
٢- بِسَبَبِ تَضَمُّنِهَا رِبًا :
• بَيْعُ الدَّيْنِ بِالدَّيْنِ
• بَيْعُ الْعِيْنَةِ : شِرَاءُ السِّلْعَةِ بِاْلَاجَلِ وَبَيْعُهَا نَقْدًا لِنَفْسِ الْبَائِعِ بِسِعْرٍ اَقَلَّ .
• بيع العَرَبُوْن : دفع جزء من الثمن كعَرَبُوْن وإذا رجع في البيع ضاع عليه ذلك العَرَبُوْن .
• بيع أسهم البنوك والمؤسسات الربوية
2- Sebab mengandung riba :
- Jual beli hutang dengan hutang (uang dengan uang)
- Jual Beli Inah : yaitu membeli barang dengan tempo, lalu menjualnya tunai kepada si penjual sendiri dengan harga lebih murah. >> lebih lanjut mengenai jual beli Inah disini >>
- Jual beli Arbun : yaitu menyerahkan sebagian harga sebagai uang muka (DP), Jika si pembeli membatalkan jual belinya, uang muka tersebut hangus. >> Baca lebih lanjut jual beli Arbun disini >>
- Jual beli saham bank atau lembaga lembaga riba
٣- بِسَبَب حُرْمَةِ عَيْنِ الْمَبِيْع مِثْل :
• بَيْع الخِنْزِيْر وَالْخَمْر وَالْمَيْتَة وَالدَّم وَغَيْرِها
• بَيْع النَّجَاسَات
• بَيْع الْكِلَاب إلاَّ إذَا كَانَ لِلْحِرَاسَة
• بَيْع اْلأَصْنَام وَالتَّمَاثِيْل
• بَيْع لَبَن الآدَمِيَّة
• بَيْع اْلأعْضَاء الْبَشَرِيَّة
3- Sebab haramnya benda yang dijual :
- Jual beli babi, minuman keras, bangkai, darah dan sebagainya >> Baca tentang Marus disini >>
- Jual Beli najis najis
- Jual beli anjing, kecuali untuk penjagaan
- Jual beli berhala dan patung
- Jual beli ASI (susu manusia)
- Jual beli anggota badan manusia
٤- بِسَبَب الغبن والضرر مِثْل :
- بَيْع النَّجْش : الزِّيَادَة الْمُفْتَعَلَة فِي السِّعْرِ بِمُوَاطَأَةِ الْبَائِعِ مَعَ آخَرِيْن لاَ يُرِيْدُوْنَ الشِّرَاءَ
- بَيْع اْلِاكْرَاه : إكْرَاهُ شَخْصٍ عَلَى الْبَيْع وَالشِّرَاء اَيْ فَقْدُ شَرْطِ التَّرَاضِي
- تَلَقِّي الرُّكْبَانِ خَارِجَ اْلاَسْوَاقِ وَشِرَاءُ اْلأشْيَاءِ مِنْهُمْ وَهُمْ لاَ يَعْرِفُوْنَ السِّعْرَ فِي السُّوْقِ
- بَيْعُ الشَّخْصِ عَلَى بَيْعِ أَخِيْهِ
- بَيْعٌ مَعَ شَرْطٍ فَاسِدٍ ، مَثَلًا بَيْعُ شَيْئٍ بِشَرْطِ أنْ لَا يَبِيْعَهُ لأَحَدٍ آخَرَ
4- Sebab adanya unsur tipuan dan bahaya seperti :
- Jual beli Najsy : adalah tambahan harga yang direkayasa dengan cara persepakatan antara pembeli dengan orang lain yang tidak ingin membeli (hanya pura pura menawar dengan harga tinggi)
- Jual beli terpaksa : yaitu memaksa seseorang untuk menjual atau membeli. Yakni, kehilangan satu syarat yaitu saling rela
- Mencegat rombongan pedagang diluar pasar dan membeli barang dari mereka, sedangkan rombongan pedagang itu tidak tahu harga barang itu dipasar
- Jual beli seseorang diatas jual beli saudaranya
- Jual beli dengan syarat yang rusak. Misalnya menjual sesuatu dengan syarat tidak boleh dijual lagi kepada orang lain
FIQIH XI Bagian 2 : Jual Beli
Reviewed by subhan
on
08.20.00
Rating: 5