Cari Artikel

Kisah Pengacara Dan Patung Ki Semar

 on Selasa, 07 Februari 2023  



Ini kisah sudah lama sekali saya dengar. Yang cerita si pengacara sendiri. Ketika saya berkunjung ke rumahnya bersama bapak. Dalam rangka menyambut kepulangan beliau dari tanah suci. Beliau tinggal di perumahan dekat sekolah Cakra Buana Depok. 

Beberapa bagian dari cerita ini mungkin tidak akurat karena sudah banyak yang lupa. Saya ceritakan kembali, karena banyak faidah yang bisa diambil.  

Pertama beliau bercerita, setelah pulang haji banyak tamu yang datang. Diantaranya adalah seorang ustadz. Ustadz ini memandang ke sekeliling tembok. Banyak hiasan keris, tombak, dan lain lain yang berbau budaya Jawa. 

Ya... Pengacara ini memang mengoleksi beberapa aksesoris tersebut. Beberapa diantaranya pusaka beneran. Beliau suka hal itu. Suka keindahannya, dan menghargai nilai seninya. 

Setelah basa basi, ustadz tersebut mulai membahas koleksi keris dan tombak tersebut. Menurut pak Ustadz itu, sebaiknya pernak pernik itu disingkirkan. Karena mengarah ke syirik. Menyimpan keris adalah bentuk kesyirikan. Tidak boleh...terus saja ustadz itu memberikan pendapatnya. 

Lama lama pak pengacara ini pun bangkit. Dia ambil salah satu koleksi kerisnya. Diperlihatkan kehadapan pak ustadz itu : ...oo yang ini pak.... 

Kemudian dia meletakkan keris itu dilantai. Lalu keris itu dia injak....

Terkejutlah ustadz itu.

Lalu sang pengacara berkata : 
Saya lebih takut menginjak kepala pak ustadz dari pada menginjak keris ini...Keris ini bukan apa apa bagi saya, selain hanya hiasan...
Maka pak ustadz pun buru buru pamit karena suasana mulai tidak enak. Makanya jangan suka buru buru menuduh syirik. 

****

Kisah kedua ini disampaikan karena menjawab pertanyaan ayah saya. Ayah saya bertanya mengapa patung semarnya diberi warna warni kaya permen. 

Maka dia berkisah : asal mulanya adalah ketika dia sedang bersama bos nya dan beberapa koleganya. Disitu ada patung Semar yang warnanya kusam dan tampak angker. Satu tangan Semar itu memegang kepala. Satubtangan lagi memegang dadanya.

Lalu pak bos membuat kuis. Siapa yang bisa menjelaskan, kenapa posisi tangan Semar seperti itu. Pak Pengacara kita ini menjawab : maksudnya, gunakan akal dan hati. Jangan melulu pake otak, tetapi hati juga harus menjadi penyeimbang..

Ternyata jawabannya, dibenarkan oleh Bosnya. Maka ia mendapatkan hadiah. Hadiahnya adalah....patung Semar itu suruh bawa pulang...hadiah itu diterima dengan senang hati. 

Maka patung Semar yang antik itu dibawa pulang. Karena dia suka produk seni budaya Jawa. 
Diletakkannya patung itu di taman rumahnya. Dekat pagar ditepi jalan. 
Lama lama pak pengacara ini melihat perilaku aneh. Dia pastikan keanehan itu, dengan mengamati patung itu dari jendela kamar. 

Ternyata benar...memang ada keanehan. Salah satu tetangganya selalu menghaturkan sembah setiap melewati tamannya. Setiap berangkat kerja dan pulang kerja. Dia berhenti sebentar ke arah taman kemudian menyembah. 

Penasaran, ia bertanya pada tetangganya itu. Kamu ngapain ? 
Orang itu menjawab : didalam taman itu ada Ki Bodronoyo. Saya menghormat padanya. Bodronoyo adalah nama asli Semar. 

Pak pengacara itu akhirnya membiarkan dia melakukannya. 

Sampai suatu malam, orang itu menggelar tikar didepan tamannya. Ini adalah malam keramat baginya untuk menyembah si Semar. Semalam suntuk dia bertapa disitu diterangi lilin. 

Akhirnya, karena merasa resah dengan ulah tetangganya ini, dan dia khawatir timbul praktek kejawen yang tidak benar, maka keesokan harinya ia mengecat patung Semar itu. Dengan warna warni ngejreng. Yang semula terlihat angker, sekarang jadi lucu. Seperti permen. 

Dia ingin lihat reaksi tetangganya. Pagi itu sang tetangga lewat, berhenti sebentar tapi tidak jadi menyembah. Selanjutnya ia tidak pernah menyembah lagi. 

Akhirnya karena sudah tidak sesuai dengan tamannya, maka patung itu diletakkan di dalam kamarnya. 

Itulah kisahnya. Mungkin tidak persis ketika dituturkan. 

Bagi saya kisah tersebut sangat unik dan menarik. Banyak manfaat yang bisa diambil. 






Kisah Pengacara Dan Patung Ki Semar 4.5 5 subhan Selasa, 07 Februari 2023 I ni kisah sudah lama sekali saya dengar. Yang cerita si pengacara sendiri. Ketika saya berkunjung ke rumahnya bersama bapak. Dalam rangka m...


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Find Us On Facebook

Flickr Images

Video Of Day

Pages

Formulir Kontak