KHR. Kholil As'ad Syamsul Arifin Yang Nyentrik dan Kharismatik
Tujuan ziarah berikutnya adalah Pesantren Walisongo. Menemui seorang Kiai kharismatik. Perjalanan ziarah kita memang tidak terbatas pada para solihin yang sudah wafat, tetapi juga ziarah al ahyaa' mengunjungi orang orang soleh yang masih gesang. Untuk ngalap aura positifnya dan menimba ilmunya.
Rombongan kami tiba di kota Situbondo pada dinihari, sekitar pukul 03.00. Ini kunjungan pertama kami. Jadinya banyak nyasar kemana mana. Setelah beberapa kali salah jalan dan bertanya sana sini, akhirnya kami sampai di Pesantren Walisongo pimpinan KHR. Khalil As'ad Syamsul Arifin.
Memasuki halaman pesantren, agak kaget juga melihat banyak santri yang tidur di sembarang tempat. Termasuk dihalaman, diatas hamparan kerikil. Kami disambut dan diarahkan ke ruang tamu. Lalu kami istirahat sebentar, hingga adzan subuh di kumandangkan.
Setelah sholat subuh, kami kembali beristirahat sampai pukul 07.00.
Pesantren Walisongo adalah pesantren yang sangat luas, mungkin tiga kali lipatnya Pesantren Al Hamidiyah. Kehidupan santrinya sangat bersahaja, dan sangat menghormati tamu. Mereka hidup dengan alam. Pesantren ini memiliki kandang kambing, kolam ikan, berbagai jenis burung, dan banyak sekali hiasan kaligrafi hasil tulisan tangan.
Mungkin ini ruang pengajian atau ruang pertemuan. |
Pihak pesantren menyediakan sarapan pagi. Setelah sarapan, kami digiring kehalaman terbuka yang telah digelari karpet. Rombongan kami duduk disitu. Santri kami berbaur dengan santri setempat. Mereka berdatangan sambil memeluk kitab Riyadhus Shalihin. Mungkin pagi itu memang jadwal mereka mengaji.
Tidak lama menunggu, sang kiai pun datang. Beliau duduk bersandar di kandang burung gelatik yang cukup besar. Masih muda. Penampilannya sederhana.
Dialah KHR. Khalil As'ad Syamsul Arifin. Baru kali ini saya melihat beliau. Sangat kharismatik dan berwibawa meski penampilannya sederhana. Beliau lebih banyak diam dan menunduk. Sepertinya fikirannya ada di tempat lain. Seperti sedang "khalwat dar anjuman" dalam istilah thariqah Naqsyabandiyah. Artinya, tetap menjaga sambungan hati dengan Allah meskipun dalam keramaian.
Beliau berkomunikasi dengan santrinya dengan isyarat tangan. Para santri memahami isyaratnya. Kemudian setelah mendengar penyampaian sambutan dari rombongan kami, beliau diminta untuk memberi wejangan. Tetapi beliau menolak ketika dimintai wejangan. Beliau lebih suka bertanya jawab. Dari tanya jawab itulah muncul ilmu ilmu yang sangat berguna.
Ada cukup banyak wejangan yang beliau sampaikan.
Kemudian kami disuguhi hiburan berupa seni sholawat santri.
Acara diakhiri dengan pemberian ijazah shalawat nariyah, kemudian berfoto dan bernushofahah. Saya sangat terkesan dengan pertemuan ini. Mudah mudahan bisa bekunjung lagi dilain waktu.
KHR. Kholil As'ad Syamsul Arifin Yang Nyentrik dan Kharismatik
Reviewed by subhan
on
16.04.00
Rating: 5