Musholla Kecil Di Pasar Seni Sukowati

<p dir="ltr">Pasar seni Sukowati di Bali, menjual berbagai karya seni seperti patung, lukisan, aneka pahatan, dan berbagai jenis kain. Saya dan rombongan sampai di pasar ini menjelang maghrib. Pasar sangat padat oleh pengunjung, sehingga sulit mencari parkir bus. Bisa dimaklumi bila sopir marah marah. <br> Saya yakin kebanyakan pengunjung adalah rombongan tur dari Jawa. Mereka terdengar berbicara dengan bahasa madura dan jawa timuran. Saya yakin kebanyakan mereka adalah muslim.<br> Saya tidak berniat belanja. Saya keluar dari bus hanya untuk mencari tempat sholat. Tidak mudah menemukan tempat sholat. Setelah bertanya sana sini, saya diarahkan kesebuah gang kecil dibelakang toko lukisan yang memajang lukisan lukisan p*rno. Disini memang sangat terbuka. Atas nama seni, mereka memajang pe**s pe**s dari kayu, juga lukisan lukisan telanjang. <br> Saya mengantri untuk mengambil air wudu' dibelakang banyak orang. Tempat wudu' nya adalah kamar mandi milik warga. Disebelahnya ada ruangan kecil untuk sholat 5 orang. Seorang ibu ibu bertanya kepada bapak pemilik rumah : ini kotak amalnya mana..? (maksudnya kotak seperti yang lazim ada di wc umum). Pemilik rumah menjawab : boten wonten (tidak ada). Kemudian ibu ibu tadi hendak menyerahkan uang kepada pemilik rumah. Tetapi ditolak. Katanya : tidak usah bu, saya ikhlaskan kamar mandi itu. Hanya Allah yang tau. <br> Setelah saya sholat, ada lagi bapak bapak yang mencari kotak amal. Tetapi dijawab dengan jawaban yang sama. Bapak itu tertawa seperti tidak percaya. Seorang bapak dari Surabaya memberikan dukungan kepada pemilik rumah. Katanya : betul pak, musholla ini sangat dibutuhkan. Disini kan yang datang kebanyakan muslim. Mudah mudahan menjadi amal jariyah... kata pemilik rumah : amin ya rabbal alamin...ini bapak saya yang membangun....</p> <p dir="ltr">Terharu mendengar percakapan itu. Kemudian saya berpamitan sambil mengucapkan terima kasih.</p>

Pasar seni Sukowati di Bali, menjual berbagai karya seni seperti patung, lukisan, aneka pahatan, dan berbagai jenis kain. Saya dan rombongan...

Pulang...

<p dir="ltr">Selesailah rangkaian kunjungan di pulau Lombok. Cukup lelah karena acara terakhir adalah berenang di Pantai Senggigi. Cukup indah pantainya, namun menurut saya, untuk kenyamanan berenang, pantai Tanjung Lesung masih lebih baik karena pasirnya halus dan sedikit karang. Pantai Senggigi memiliki banyak karang dan telah memakan korban. Seorang santri kami robek kakinya karena karang.</p> <p dir="ltr">Perjalanan pulang, kamu naik kapal yang lebih jelek dari kapal yang kita tumpangi sebelumnya. Namun, saya beruntung karena masih sempat menyewa kamar dikapal seharga 10.000 rupiah. Yang dimaksud kamar adalah sebuah ruangan yang memiliki rak dua tingkat. Rak rak itu disekat sekat seperti kandang kambing, masing masing diisi satu orang. Saya kebagian dekat jendela. Cukup nyaman kamarnya. Paling tidak untuk meletakkan barang bawaan, dan baca tulis. Mudah mudahan perjalanan lancar tanpa suatu kendala.</p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8t9BLkPJc2qBp24_gRr5M4qMqJOjoWDienzm6pu41hUfmwg1D_FJnulX30Fw-w8XPqetFUstcKZCwu4gXVOPKWIP4V4Uzhhe6Y9jwN_ufwOIdB5GAB9djEcOrfebQ1Lm29K0MAhhHeDiZ/s1600/1451097808453.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8t9BLkPJc2qBp24_gRr5M4qMqJOjoWDienzm6pu41hUfmwg1D_FJnulX30Fw-w8XPqetFUstcKZCwu4gXVOPKWIP4V4Uzhhe6Y9jwN_ufwOIdB5GAB9djEcOrfebQ1Lm29K0MAhhHeDiZ/s640/1451097808453.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih0T9OQqx6qkTXeel7rV_1ms8y62pCgRXn3d5F0r_RPapVmFiE5etHYNQY2Fo0Zl8AdexvrLWK_joQmA8KkyWK0KPmjZBsljnkFYigkpq32cdt4G5cI7Mi4KeJMjpyN2SnAbf0CuHEgpDC/s1600/1451097846449.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih0T9OQqx6qkTXeel7rV_1ms8y62pCgRXn3d5F0r_RPapVmFiE5etHYNQY2Fo0Zl8AdexvrLWK_joQmA8KkyWK0KPmjZBsljnkFYigkpq32cdt4G5cI7Mi4KeJMjpyN2SnAbf0CuHEgpDC/s640/1451097846449.jpg"> </a> </div>

Selesailah rangkaian kunjungan di pulau Lombok. Cukup lelah karena acara terakhir adalah berenang di Pantai Senggigi. Cukup indah pantainya,...

Pesantren Nurul Haromain Narmada Lombok Barat

<div dir="ltr"> </div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kunjungan Ke Pondok Pesantren Nurul Haromain Lombok</b> - Catatan Ziarah Walisongo 2015 hari ke 5 -</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Salah satu rangkaian kegiatan kami di Pulau Lombok adalah kunjungan ke Pondok Pesantren. Nurul Haromain Lombok Barat. Tujuannya tentu saja untuk bersilaturahmi seperti kunjungan kunjungan kami sebelumnya, sambil mengenalkan kepada para santri sebuah pesantren besar di Lombok. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kami tertarik dengan <u>Pondok Pesantren Nurul Haromain</u> ini karena ia unik. Pengasuhnya, TGH Hasanain Juaini,  adalah seorang Kiai muda yang visioner. Ia telah mendapatkan banyak penghargaan internaional diantaranya <span style="color: yellow;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ramon_Magsaysay_Award" target="_blank"><span style="color: yellow;">Ramon Magsaysay Award</span></a>. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pesantren ini selain mengajarkan ilmu agama, juga mengajarkan santrinya untuk menjadi manusia terbaik, melaksanakan sabda nabi Muhammad SAW <i>khairunnasi anfa,uhum linnasi</i>. Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pesantren Nurul Haromain ini adalah pesantren hijau. Nurul Haromain Go Green....Disana pembibitan tanaman besar, dan perkebunan. Mereka bersedekah benih dimana mana. Mereka menghijaukan Filipina, India dan Makkah. Tiap tahun 1000 hektar gurun pasir di Arab dihijaukan dengan benih dari Nurul Haromain. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pesantren ini juga mengajarkan santrinya merakit komputer sendiri. Konon Pak kiainya ditawari sumbangan komputer yang sudah jadi, tetapi beliau menolak. Pak Kiai Hasanain lebih suka diberikan komponen komponennya saja supaya santri bisa belajar merakitnya sendiri. Mereka juga menerapkan kebijakan paperless, meninggalkan penggunaan kertas dan beralih pada tekhnologi digital.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <br /> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Kami masuk ke gerbang pesantren, disambut oleh tulisan ' <i>apa yang kamu cari di pondok pesantren Nurul Haromain</i>'. Pesantren ini sangat luas. Mau cari apa disini... Ada sebuah baliho berisi daftar kegiatan ekstrakurikuler yang sangat banyak. Mau cari apa disini...semuanya ada. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Kemudian kami diajak berkeliling. Ada beberapa santri yang sedang mempersiapkan lomba pramuka. Mereka berlatih yel yel, berlatih koreografi, dan memotong motong triplek berbentuk tunas kelapa. Kemudian kami diajak meninjau lokasi pembibitan tanaman. Ini dia yang ingin saya lihat sejak awal. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Selanjutnya kami digiring menuju ruang pertemuan. Kami disambut oleh Ketua Yayasan Nurul Haromain bapak  Tuan Guru Haji Hasanain Juaini. Orangnya masih terlihat muda. Beliau ini kebalikannya KHR. Kholil As'ad Syamsul Arifin yang sangat kalem. TGH Hasananin Juwaini  sangat bersemangat dan meletup letup dalam menyampaikan pandangan pandangannya. Pantas saja ia dijuluki Bung Karno Dari Timur. Diantara poin poin penting yang berhasil saya catat dari pidatonya adalah sebagai berikut :</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;"> Hakikat manusia itu adalah apa yang dibicarakan orang setelah dia mati. Bila orang membicarakan kebaikannya, maka ia orang baik. Bila orang membicarakan kejahatannya maka naudzubillah berarti ia orang buruk. </blockquote> <blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;"> Penting sekali bagi Pondok pesantren untuk saling bekerjasama satu sama lain. Sekarang Al Hamidiyah berkunjung. Pada waktunya, secepatnya Nurul Haromain harus membalas kunjungan ini. Ada 65.000 pesantren di Indonesia. Bila bisa disatukan dengan saling mengunjungi, saling melindungi, saling membela, maka Islam di Indonesia akan kuat. Ini Revolusi perjuangan ummat Islam. </blockquote> <blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;"> Santri harus sering berlatih untuk meningkatkan potensi dirinya. </blockquote> <blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;"> Dulu orang Sasak dijajah oleh semua penjajah yang pernah ada. Yang paling sakit adalah dijajah Belanda. Karena Belanda saat itu sedang dijajah oleh Jerman, Prancis dan Spanyol. Orang Sasak dijajah oleh hanya 250 orang Belanda. Penyebabnya karena cerai berai, saling membanggakan kesaktian masing masing dan tidak mau bersatu. Orang Sasak baru bersatu di Taman Narmada. Ketika orang Islam dipaksa membangun taman Narmada oleh Raja Hindu. Ummat Islam bersatu, bukan saja berhasil mengusir belanda, tetapi juga mengakhiri kekuasaan Raja Hindu atas mereka.</blockquote> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Selanjutnya kami mohon pamit, meneruskan perjalanan ke Taman Narmada untuk napak tilas perjuangan kaum muslim Sasak dalam melawan penjajah. Kami bertukar cendera mata kemudian bersalaman. Pak Kiai Hasanain ini dalam berkomunikasi dengan santri selalu menggunakan bahasa Inggris. Hebat Pak Kiai....mudah mudahan diberi panjang umur. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Saat seluruh penghuni <a href="http://blog-subhan.blogspot.co.id/" target="_blank"><span style="color: yellow;">Pondok Pesantren Nurul Haromain</span></a> keluar untuk sholat Jum'at, rombongan ziarah walisongo Pesantren Al-Hamidiyah meninggalkan kompleks pesantren untuk menuju bis.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Sampai jumpa tahun depan Insya Allah.</div>

Kunjungan Ke Pondok Pesantren Nurul Haromain Lombok - Catatan Ziarah Walisongo 2015 hari ke 5 - Salah satu rangkaian kegiatan kami d...

Lombok, Pulau Indah Di Seberang Bali

<div dir="ltr"> <i><b>Catatan Ziarah Walisongo 2015 </b></i></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Inilah perjalanan laut terlama yang pernah saya alami seumur hidup. Menyeberang dari pelabuhan Padangbai di Bali menuju pelabuhan Lembar pulau lombok. Sempat ada insiden AC luar kapal meledak dan mengeluarkan asap tebal sehingga penumpang berlarian. Kuatir juga bila terjadi kemalangan. Soalnya ini ditengah laut. Mau lari kemana. </div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Kurang lebih 5 jam sebelum akhirnya kita sampai di sebuah teluk yang sangat tenang dan damai. Pemandangannya sangat indah. Kapal Ferry yang kami naiki berjalan pelan melewati mulut teluk yang menjadi tempat keluar masuk kapal dan perahu. Saya keluarkan kamera untuk mengabadikan pemandangan yang menakjubkan itu. Juga mengabadikan momen momen saat kapal perlahan lahan bersandar di pelabuhan. </div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWobNQnv5t45XCZ9izmCpiz3RQbwtXAdSKw2aaOIaXtwf-rh2XztyErevWjIbL3CFfiLyZIcEne1JwAVPvEnE6cd8uhcJMwm6Bwa1YiWl1py-QBmQ9W2eFFJUNaqthb-2NP_v7_1LrNdLi/s1600/Lembar+Lombok+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="485" data-original-width="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWobNQnv5t45XCZ9izmCpiz3RQbwtXAdSKw2aaOIaXtwf-rh2XztyErevWjIbL3CFfiLyZIcEne1JwAVPvEnE6cd8uhcJMwm6Bwa1YiWl1py-QBmQ9W2eFFJUNaqthb-2NP_v7_1LrNdLi/s1600/Lembar+Lombok+1.jpg" /></a></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Akhirnya kami mendarat di Pelabuhan Lembar pulau Lombok. Kami berjalan keluar pelabuhan diikuti oleh puluhan anjing. Ternyata pelabuhan disini banyak anjing dan kambing berkeliaran. Seperti tidak punya pemilik. Kami berjalan menuju musholla bergerombol karena takut anjing. Berjalan diantara puluhan anjing bukan hal yang biasa dialami sehari hari.</div> <h3>  Ngobrol Sama Kang Warung</h3> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Setelah menunaikan sholat Ashar, saya mampir ke sebuah warung, dan berbincang dengan seorang warga penduduk lokal. Seorang guide kami yang asli Lombok namanya Pak Fathur ikut ngobrol. Mereka begitu antusias bercerita tentang Lombok. Bergantian dan saling sahut.</div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr"> Saya mengingat beberapa hal unik yang di ceritakan :</div> <div dir="ltr"> <br /></div> <ul> <li style="text-align: justify;"> Kata dia, peringatan maulid di lombok lebih besar daripada lebaran. Setiap rumah bisa mengadakan maulid sendiri sendiri. Dan setiap orang bisa menerima undangan maulid berkali kali. Jadi dalam sehari, bisa makan besar berkali kali kalau kuat. </li> <li style="text-align: justify;">Katanya lagi, disini sopir delman jangan ditanya punya anak berapa. Tetapi tanyalah punya istri berapa. Kebanyakan sopir delman memiliki istri lebih dari satu (woow.... )</li> <li style="text-align: justify;">Kemudian dia bercerita mengenai tradisi "<i>merarik</i>" masyarakat Sasak. Tradisi dimana seorang lelaki membawa lari wanita yang dicintainya. Kemudian si lelaki mengabarkan kepada keluarga perempuan keinginannya untuk menikah. Dari situ biasanya berakhir dengan pernikahan secara Islam. Tradisi merarik ini bagi lelaki adalah simbol kejantanan dan tanggung jawab. Bagi si-wanita dan keluarganya, ini adalah suatu kebanggaan dan kemuliaan karena si wanita diambil dengan cara yang tidak mudah. Bagi mereka, wanita tidak boleh diminta begitu saja seperti meminta telor ayam. Tradisi ini mirip tradisi kawin colong di Banyuwangi. (Kebetulan saya sendiri adalah putra dari pelaku kawin colong).</li> </ul> <br /> <h3> </h3> <h3> Mengunjungi Taman Narmada</h3> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Hari ini adalah hari Jum'at. Kami sudahi kunjungan ke Pesantren Nurul Haromain tepat sebelum Jum'atan. Untuk selanjutnya berkunjung ke Taman Taman Narmada. Taman Narmada untuk napak tilas perjuangan kaum muslim Sasak dalam melawan penjajah. Taman ini masih menjadi tempat religius bagi pemeluk Hindu. Disana kami dapati banyak ummat Hindu sedang melakukan upacara.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Taman Narmada sangat indah, tenang dan sejuk. Taman taman ditata sedemikian rupa dengan kolam kolam ikan dibeberapa tempat. Taman ini juga memiliki beberapa bale untuk istirahat. Disana kami istirahat makan siang.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge7E3Csqfs8OAa7NmR0RFUaGqUi_C9LO6f67RDkR4Gg5qiK0KpWSuhqynXyLu4kDhmijihLpnVe3hVSnimE6Uf3A-w-PD2faN5o5chASg69E_O-hrFFDQ1ZtxQQcWzFV1bbpEo6sfbGJxv/s1600/Narmada.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="385" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge7E3Csqfs8OAa7NmR0RFUaGqUi_C9LO6f67RDkR4Gg5qiK0KpWSuhqynXyLu4kDhmijihLpnVe3hVSnimE6Uf3A-w-PD2faN5o5chASg69E_O-hrFFDQ1ZtxQQcWzFV1bbpEo6sfbGJxv/s1600/Narmada.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Taman Narmada</td></tr> </tbody></table> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <h3> Mengunjungi Pantai Senggigi</h3> <div dir="ltr"> <div style="text-align: justify;"> Ini kunjungan terakhir di pulau Lombok. Setelah checkout dari penginapan, rombongan berangkat ke pelabuhan Lembar untuk menyudahi kunjungan di pulau Lombok. Namun, sebelum benar benar pulang, kami mampir dulu di Pantai Senggigi (yee..).</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Pantai ini mirip dengan pantai pantai di Bali. Banyak turis turis mancanegara berkeliaran. Demikian juga klub klub karaoke banyak bertebaran di kanan kiri jalanan. Rombongan yang kebanyakan isinya adalah santri, mau tidak mau harus menyaksikan semua itu. Misalnya dua orang turis bule wanita yang berjalan persis didepan kami. Hanya terlihat ada tali mengikat punggungnya. Seandainya ada yang iseng menarik tali itu, tentu dia topless. Telanjang dada.  </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kami kebagian pantai yang banyak batu karangnya. Sementara bagian pantai yang indah indah dipasangi tulisan 'dilarang masuk selain tamu hotel'. Namun demikian, pantai ini masih cukup bisa dinikmati. Sebagian besar santri tidak tahan untuk nyebur berenang. Beberapa guru juga. Pantai ini menyimpan bahaya tersembunyi. Yaitu karang karang yang bertebaran didalam air. Akhirnya terjadi juga musibah. Seorang santri kakinya robek terkena karang.</div> <br /> Inilah akhir catatan saya dipulau Lombok. Pulau indah yang menarik hati. Mudah mudahan dapat berkunjung lagi lain waktu.<br /> <br /> <br /></div> <div dir="ltr"> <br /></div>

Catatan Ziarah Walisongo 2015 Inilah perjalanan laut terlama yang pernah saya alami seumur hidup. Menyeberang dari pelabuhan Padangbai ...

Kampung Lebah

<p dir="ltr">Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke-5</p> <p dir="ltr">Kampung Lebah. Itu adalah nama sebuah kampung muslim yang terletak di kabupaten Klungkung Bali. Kampung ini adalah satu diantara lima kampung muslim yang ada di Klungkung. Ada kampung Gelgel, kampung Jawa, kampung Kosambi dan sebuah kampung di Nusapenida.<br> Rombongan kami tiba dikampung lebah malam hari kurang lebih pukul 09.00. Agak mengejutkan, karena kedatangan kami disambut oleh aparat keamanan. Ada Kapolsek, ada Dandim dan sejumlah intel dan Babinsa. Pengamanan berlebih ini ada kaitannya dengan perayaan natal dan tahu  baru. <br> Kami beristirahat di Pesantren Tarbiyatul Athfal Kampung Lebah. Pesantren ini memiliki sebuah masjid yang cukup luas dan megah.<br> Baru sebentar beristirahat, saya didatangi oleh seorang pemuda Kampung Lebah. Ia mengatakan, para santri banyak yang keluyuran dijalan. Mohon santri ditarik lagi ketempat peristirahatan, karena dalam situasi seperti ini, tidak baik keluyuran malam malam karena dapat mengganggu ketentraman. Saya terpaksa turun kejalan, memaksa santri kembali. Ada beberapa santri yang sudah jauh, terpaksa saya susul. Setelah semua santri berhasil saya kembalikan, barulah saya berbincang dengan sekelompok pemuda yang berjaga jaga disitu. </p> <p dir="ltr">Kata mereka, pernah terjadi salah faham antar warga Hindu dan Muslim gara gara anak muda yang keluyuran. Masyarakat Hindu dan Muslim disini hidup bersatu. Masyarakat muslim adalah ragi pemanis kerukunan antar ummat beragama di Klungkung.</p> <p dir="ltr">Masuk waktu subuh, saya dibangunkan oleh suara adzan. Saya segera mandi dan bersiap siap sholat. Setelah siap, terdengar suara tarhim. Lho kok aneh.? Harusnya tarhim dulu baru adzan. <br> Setelah tarhim selesai, saya kira mereka akan iqamat. Ternyata adzan lagi...<br> Dikampung lebah, adzan subuh memang dilakukan dua kali. <br> Dalam sholat berjamaah, sang imam membaca do'a qunut. Sebagian jama'ah mengangkat tangan ikut berqunut. Sementara yang lain diam saja. Rupanya, masyarakat muslim disini beragam. Ada yang qunut ada yang tidak. Semuanya rukun bersatu dibawah satu imam. Perbedaan kecil seperti qunut, tidak akan membuat mereka berpecah belah.<br> Setelah sholat subuh, ada kultum. Setelah kultum, jamaah sholat subuh dipersilahkan sarapan bersama. Ada susu hangat, teh, dan kopi. Makanannya ada kue putu mayang. Saya bertanya kepada salah satu jama'ah : apakah ini karena ada kita yang datang bertamu? Jawabnya : tidak, setiap subuh memang seperti ini. Kami ingin menarik jamaah subuh sebanyak banyaknya, karena kami sudah tidak punya sesepuh yang bisa menarik orang dengan kharismanya. LUAR BIASA!!</p>

Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke-5 Kampung Lebah. Itu adalah nama sebuah kampung muslim yang terletak di kabupaten Klungkung Bali. Kampung ...

Banyuwangi, Sisik Melik Gandolane Ati

<p dir="ltr">Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke- 4</p> <p dir="ltr">Banyuwangi, Sisik Melik Gandolane Ati. Begitu bunyi tulisan di kaos yang baru saya beli. Artinya kira kira Banyuwangi, jauh dimata tambatan hati. Saya tidak pasti dengan arti sisik melik meskipun saya orang osing deles. Kata itu jarang dipakai sehari hari kecuali oleh anak anak yang main layangan. Bila layangannya terbang tinggi hingga hampir tidak terlihat, mereka bilang sisik melik.<br> Hari ini rombongan akan menuju Bali dan akan melintasi Banyuwangi. Bagi saya, melintasi Banyuwangi dari arah Situbondo adalah yang paling saya tunggu tunggu. Pemandangan indah hutan jati dengan nuansa hijau rerumputan yang baru tumbuh dan laut yang berwarna sangat biru bagai lukisan. Terus terang, sepanjang saya melalui pantura saya hanya disuguhi laut yang berwarna coklat. Tapi laut selat bali ini berbeda. Warnanya biru gelap sangat indah.</p> <p dir="ltr">Bukan saya saja yang menikmati pemandangan ini. Santri santri didalam bis tidak henti hentinya bersuara suara kagum, bergantian melihat kekiri kearah laut dan kekanan kearah gunung. Kata mereka : Banyuwangi ajib....!!</p> <p dir="ltr">Akhirnya mereka mendesak panitia untuk mampir sebentar. Maka sopir menghentikan bus di restoran grafika di pinggir laut. Maka mereka menikmati makan siang dipinggir laut, sedangkan saya menggunakan kesempatan mengontak orang tua saya yang tinggal tidak jauh dari situ.</p>

Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke- 4 Banyuwangi, Sisik Melik Gandolane Ati. Begitu bunyi tulisan di kaos yang baru saya beli. Artinya kira k...

KHR. Kholil As'ad Syamsul Arifin Yang Nyentrik dan Kharismatik

<div dir="ltr"> <b><a href="https://blog-subhan.blogspot.com/" target="_blank">Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke- 4</a></b></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr"> </div> <div style="text-align: justify;"> Tujuan ziarah berikutnya adalah Pesantren Walisongo. Menemui seorang Kiai kharismatik. Perjalanan ziarah kita memang tidak terbatas pada para solihin yang sudah wafat, tetapi juga <i>ziarah al ahyaa'</i> mengunjungi orang orang soleh yang masih <i>gesang</i>. Untuk <i>ngalap</i> aura positifnya dan menimba ilmunya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rombongan kami tiba di kota Situbondo pada dinihari, sekitar pukul 03.00. Ini kunjungan pertama kami. Jadinya banyak nyasar kemana mana. Setelah beberapa kali salah jalan dan bertanya sana sini, akhirnya kami sampai di Pesantren Walisongo pimpinan KHR. Khalil As'ad Syamsul Arifin. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memasuki halaman pesantren, agak kaget juga melihat banyak santri yang tidur di sembarang tempat. Termasuk dihalaman, diatas hamparan kerikil. Kami disambut dan diarahkan ke ruang tamu. Lalu kami istirahat sebentar, hingga adzan subuh di kumandangkan.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Setelah sholat subuh, kami kembali beristirahat sampai pukul 07.00.</div> <br /> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Pesantren Walisongo adalah pesantren yang sangat luas, mungkin tiga kali lipatnya Pesantren Al Hamidiyah. Kehidupan santrinya sangat bersahaja, dan sangat menghormati tamu. Mereka hidup dengan alam. Pesantren ini memiliki kandang kambing, kolam ikan, berbagai jenis burung, dan banyak sekali hiasan kaligrafi hasil tulisan tangan. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT9cuN7rnXGNuTRCMH1KdKzonJW52Jp8KhEFFWla05DSJu601-Ycz3boEzqfnt0sjVWmy6fAzmJS77lIhBn7hOCFuacD2QznjMQfe9Uk1yIBa-dIGXxCTXczaZtkzw6ReSyAPSRNXxb2E-/s640/20151223_084358.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mungkin ini ruang pengajian atau ruang pertemuan.</td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Pihak pesantren menyediakan sarapan pagi. Setelah sarapan, kami digiring kehalaman terbuka yang telah digelari karpet. Rombongan kami duduk disitu. Santri kami berbaur dengan santri setempat. Mereka berdatangan sambil memeluk kitab Riyadhus Shalihin. Mungkin pagi itu memang jadwal mereka mengaji. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Tidak lama menunggu, sang kiai pun datang. Beliau duduk bersandar di kandang burung gelatik yang cukup besar. Masih muda. Penampilannya sederhana.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht3Y_WrTiwtq7LvlcccuKmnT3d7Co16SGr8naP32Pp7hPwUrddODZIa73j9jpfYAEQTFgfs3n5WYrWS1mM4Uek4OnoWMaErikgApybDC4YPSQsfubHkFvhW9bfYG6HDotfO216uB3am85S/s640/20151223_071212.jpg" /></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Dialah KHR. Khalil As'ad Syamsul Arifin. Baru kali ini saya melihat beliau. Sangat kharismatik dan berwibawa meski penampilannya sederhana. Beliau lebih banyak diam dan menunduk. Sepertinya fikirannya ada di tempat lain. Seperti sedang "khalwat dar anjuman" dalam istilah thariqah Naqsyabandiyah. Artinya, tetap menjaga sambungan hati dengan Allah meskipun dalam keramaian. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Beliau berkomunikasi dengan santrinya dengan isyarat tangan. Para santri memahami isyaratnya. Kemudian setelah mendengar penyampaian sambutan dari rombongan kami, beliau diminta untuk memberi wejangan. Tetapi beliau menolak ketika dimintai wejangan. Beliau lebih suka bertanya jawab. Dari tanya jawab itulah muncul ilmu ilmu yang sangat berguna.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Ada cukup banyak wejangan yang beliau sampaikan. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr"> Kemudian kami disuguhi hiburan berupa seni sholawat santri.<br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Acara diakhiri dengan pemberian ijazah shalawat nariyah, kemudian berfoto dan bernushofahah.  <span style="text-align: justify;">Saya sangat terkesan dengan pertemuan ini. Mudah mudahan bisa bekunjung lagi dilain waktu.</span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div>

Catatan Ziarah Walisongo Hari Ke- 4 Tujuan ziarah berikutnya adalah Pesantren Walisongo. Menemui seorang Kiai kharismatik. Perjalanan...

Ditipu Tukang Telor Asin..?

<p dir="ltr">Catatan Ziarah Hari Ke- 3</p> <p dir="ltr">Hari ini, rombongan ziarah pesantren Al Hamidiyah akan menjalani rangkaian ziarah ke makam para wali di wilayah Jawa Timur. Tujuan pertama adalah makam Sunan Bonang. </p> <p dir="ltr">Kami berjalan kaki dari hotel Ratna menuju makam. Sampai dilingkungan makam, terasa adanya perubahan besar dalam hal kenyamanan berziarah. Tempat ziarah diperluas, dan alur lalu lintas peziarah diatur dengan baik. </p> <p dir="ltr">Bahkan tukang minyak wangi berwajah Arab yang biasanya mencegat peziarah dipintu dan memaksa mereka untuk beli minyak wangi, sudah tidak ada lagi. Saya sempat berhenti di tempat dia biasa mangkal dan mencarinya. Tapi dia sudah tidak ada. </p> <p dir="ltr">Selesai ziarah, saya berjalan kaki menuju bis. Dijalan saya berpapasan dengan pedagang telur asin. Saya sangat butuh telur asin untuk makan karena gigi saya kanan dan kiri sakit.</p><p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmDxTY2hdVtauuTOvKU2mcf1xWSe-Cs3ClkdnRTQKe-6eT-glE2fVBxuS6Sc9UsTZE6GM_EIhaEMpO_Ow7kYYAAZkr1BORIXVxaOmKvfdscmqIHfrc679EuKvJAKSe0vd2JJbAOjxGGBM/s1600/IMG-20151222-WA0009.jpeg" imageanchor="1" style="font-family: sans-serif; text-align: center; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmDxTY2hdVtauuTOvKU2mcf1xWSe-Cs3ClkdnRTQKe-6eT-glE2fVBxuS6Sc9UsTZE6GM_EIhaEMpO_Ow7kYYAAZkr1BORIXVxaOmKvfdscmqIHfrc679EuKvJAKSe0vd2JJbAOjxGGBM/s640/IMG-20151222-WA0009.jpeg"></a></p><p dir="ltr">Dia nenawarkan telur yang besar 3000 rupiah dan yang kecil 2500 rupiah. Saya beli yang kecil 4 buah. Saya percaya saja karena dia membelah satu telur, dan memang dalamnya berwarna merah khas telur asin.<br></p> <p dir="ltr">Sesampainya di bis, saya belah satu telur asin, ternyata dalamnya telur rebus biasa. Saya cicipi, rasanyapun telur rebus biasa. Mungkin juga telor asin tapi belum jadi. Yakinlah saya kalo telah tertipu, tapi tidak mengapa. Telor rebus biasa  juga enak dimakan.</p>

Catatan Ziarah Hari Ke- 3 Hari ini, rombongan ziarah pesantren Al Hamidiyah akan menjalani rangkaian ziarah ke makam para wali di wilayah J...

Berita Duka Bertubi Tubi

<p dir="ltr">Catatan Tur Walisongo Hari Ke- 3</p> <p dir="ltr">Pagi ini rombongan al hamidiyah checkout dari hotel Ratna Tuban. Renacanya, kita akan berziarah kemakam Sunan Bonang dengan berjalan kaki. </p> <p dir="ltr">Datanglah berita, salah seorang kerabat dekat saya jatuh dari kamar mandi dan meninggal dunia. Beliay adalah pak Idup, mertua adik saya. Tidak lama kemudian, datang berita duka ke dua. Kali ini berasal dari ayah mertua saya sendiri. Beliau dirawat di RS Al Anshor Madinah dan terancam tidak bisa pulang ke tanah air bersama rombongan umroh Al Hamidiyah.</p><p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBEpvbHBJMEUvhwrQJnmtDZvAK7VImPJ-_CfiBGIfvZ1dQCvGAWNoeVmJfmQHRoHfal7p5ZTsu1FbzfRj9p5sT2CuDGxkaNYTl_uHzf4QhN2jqR79jFd-8BstONqPX0Zs2CYqYzDiVqaMM/s1600/IMG-20151222-WA0017.jpg" imageanchor="1" style="font-family: sans-serif; text-align: center; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBEpvbHBJMEUvhwrQJnmtDZvAK7VImPJ-_CfiBGIfvZ1dQCvGAWNoeVmJfmQHRoHfal7p5ZTsu1FbzfRj9p5sT2CuDGxkaNYTl_uHzf4QhN2jqR79jFd-8BstONqPX0Zs2CYqYzDiVqaMM/s640/IMG-20151222-WA0017.jpg"></a>Menurut sumber disana, beliau melemah fisiknya karena dua hari tidak mau makan. Sebenarnya keberangkatan umroh beliau sudah hampir dibatalkan karena menderita sirosis liver.<br></p> <p dir="ltr">Mudah mudahan yang meninggal diberi ampunan Allah SWT, dan ada jalan keluar terbaik bagi orang tua saya Firdaus sehingga bisa pulang ke tanah air sehat wal afiat.<br> </p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div>

Catatan Tur Walisongo Hari Ke- 3 Pagi ini rombongan al hamidiyah checkout dari hotel Ratna Tuban. Renacanya, kita akan berziarah kemakam Su...

Delman Demak Dan Odong Odong Kudus

<p dir="ltr">Catatan Ziarah Walisongo 2015 hari ke- 2</p> <p dir="ltr">Setelah sholat subuh dan berfoto foto sebentar di Masjid Agung Semarang, tujuan ziarah selanjutnya adalah Demak, Kudus dan Muria.</p> <p dir="ltr">Tempat tempat ziarah di kota kota ini sudah dikelola dengan baik. Apa yang dialami di Cirebon, tidak dialami di kota kota ini. Kotak kotak amal disediakan ditempat tempat tertentu, dan kebanyakan tidak dijaga. Berbagai rambu tata tertib ziarah, dipasang sebagai pengingat bagi para peziarah. </p> <p dir="ltr">Ada dua tempat yang harus kita datangi dengan kendaraan khusus. Di Demak, kita harus menyewa delman menuju tempat ziarah. Yang menjadi masalah adalah, tukang yukang delman disitu hanya mau berangkat bila delmannya diisi 8 orang dari kapasitas seharusnya yang hanya 5 orang. Kita dipaksa duduk berhimpitan. Dan tentu saja yang paling kasihan adalah kudanya. Mulutnya sampai berbusa busa karena dipaksa membawa beban berat. </p> <p dir="ltr">Di Kudus, kita harus menyewa angkutan kota. Disini juga timbul perdebatan. Angkot tidak mau jalan bila belum terisi 15 orang. Katanya aturannya memang begitu. Kalau tidak percaya, tanya saja kekantor. Tidak jelas kantor apa yang dimaksud. Per orang dikenakan 5000 rupiah, jadi sopir mendapat uang 75 ribu. Kami naik hanya ber- delapan, tetap diminta 75 ribu. Bila tidak, dia tidak mau berangkat. <br> Pulangnya, kami harus menyewa mobil odong odong, yang hanya mau berangkat bila sudah terisi 18 orang. Salah seorang guru berkata kepada supirnya : kita ini manusia mas...bukan nangka..! Jawaban supirnya enteng saja : gak gelem yo wis...(kalau ga mau ya sudah...). Akhirnya kita naik odong odong berdesak desakan mirip nangka.</p>

Catatan Ziarah Walisongo 2015 hari ke- 2 Setelah sholat subuh dan berfoto foto sebentar di Masjid Agung Semarang, tujuan ziarah selanjutnya...

Perangkap Lalat Buah Bekerja Tanpa Ampun

<p dir="ltr">Catatan Tur Walisongo Hari Ke- 2<br></p> <p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpk1amVIq9evm-I4nWnYGbxz_mWwvY-S1Ea_CH4Y5nJs7-28WjFgOl9W4I3ycNCAhXqhdWyBAYNNoHaA-OcxhqixQlj5age9NMS6388hjDVVDZG9-j1Y2J9jbIpJeu1uQx7UN2mO8Z5vfM/s1600/IMG-20151221-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="font-family: sans-serif; text-align: center; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpk1amVIq9evm-I4nWnYGbxz_mWwvY-S1Ea_CH4Y5nJs7-28WjFgOl9W4I3ycNCAhXqhdWyBAYNNoHaA-OcxhqixQlj5age9NMS6388hjDVVDZG9-j1Y2J9jbIpJeu1uQx7UN2mO8Z5vfM/s640/IMG-20151221-WA0009.jpg"></a></p><p dir="ltr">Update dari postingan sebelumnya mengenai perangkap lalat yang saya buat dari toples macaroni, dengan cairan atraktan merek petrogenol sebagai pemikat lalatnya. Perangkap itu saya pasang menjelang berangkat ziarah walisongo. Saya tidak perlu menunggu sampai pulang ziarah untuk mengetahui hasilnya.<br></p> <p dir="ltr">Hari ini, melalui whatsapp messenger,  istri saya mengirimkan foto kondisi perangkap lalat yang saya pasang kemarin. Perangkap itu penuh dengan lalat. Bergidig saya melihatnya. Mungkin jumlahnya ratusan. Saya tidak pasti apakah yang terperangkap lalat buah, atau ada hewan hewan lain.</p><p dir="ltr"> Maka saya bertanya kepada istri saya untuk memastikan. Jawabnya : semuanya lalat kuning...! Artinya itu lalat buah. Kata istri saya lagi, lalat berdatangan terus, bahkan masuk kedapur dan merubungi kain lap,  bekas saya gunakan membersihkan cairan atraktan petrogenol yang tumpah. Lalat juga banyak hinggap di dahan dahan pohon. </p> <p dir="ltr">Efek petrogenol yang sangat kuat ini diluar perkiraan saya. Saya kira, paling lalat yang kena perangkap satu atau dua ekor. Ternyata banyak sekali yang kena. Saya jadi tidak tega. Lalat lalat itu paling hanya beberapa saja yang mengganggu kebun saya. Sedangkan yang lain, mungkin lalat yang tidak bersalah. Kasihan juga.. </p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div>

Catatan Tur Walisongo Hari Ke- 2 Update dari postingan sebelumnya mengenai perangkap lalat yang saya buat dari toples macaroni, dengan cair...

Kepala Jama'ah Dilempari Koin

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHMiBgdGEXJl5hhxpyQCcmEFfX32bgTp5yMTtfslUBvqWFpWraSPdPsBuzvP3Ifc5PGHPFhYcCICPzIpB9goeWGkGXIhJMCuzYaqHWlX7xBhEPrqQ39iJ7kyypPe_om3E_qiPi0IoSgoa/s1600/Gunung+jati.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="397" data-original-width="346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHMiBgdGEXJl5hhxpyQCcmEFfX32bgTp5yMTtfslUBvqWFpWraSPdPsBuzvP3Ifc5PGHPFhYcCICPzIpB9goeWGkGXIhJMCuzYaqHWlX7xBhEPrqQ39iJ7kyypPe_om3E_qiPi0IoSgoa/s1600/Gunung+jati.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pintu masuk kearea makam Sunan Gunung Jati</td></tr> </tbody></table> <div dir="ltr"> <a href="https://blog-subhan.blogspot.com/" target="_blank"><br />Catatan Ziarah Walisongo 2015  Hari Ke-1</a></div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Tujuan ziarah pertama yang kami datangi adalah makam Sunan Gunung Jati di Komplek Pemakaman Astana Gunung Sembung Cirebon. Bukan pertama kali saya kesini. Sudah puluhan kali.<br /> <br /> Seperti  pengalaman yang sudah sudah, kondisi di 'situs ziarah' ini memang yang paling semrawut dibandingkan tempat tempat ziarah wali wali yang lain. Banyak sekali peminta minta baik yang berkeliaran, maupun 'preman preman' yang memasang kotak amal. Mereka menghalangi semua jalan yang bisa dilewati orang dengan kotak amal besar. </div> <div dir="ltr"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Kotak amal dijaga oleh pemuda pemuda yang meminta minta dengan cara setengah memaksa. Setiap peziarah harus melewati kotak kotak ini. Ironisnya, para dhu'afa yang betul betul membutuhkan, justru tersingkir. Tuna netra, kaum difabel, mojok, dan bersimpuh ditempat sepi. Saya melihat seorang nenek dengan tumor besar dihidungnya, hanya bisa mengemis dipojok, jauh dari lalu lalang peziarah. </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Entah mengapa, keadaan seperti ini, hanya dijumpai di tempat ziarah di wilayah Jawa Barat dan Banten. Mungkin pemerintah daerahnya kurang menyentuh mereka. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah tidak demikian. Keadaannya lebih tertib dan teratur.<br /> <br /> Saya pernah berziarah ke makam beberapa ulama diwilayah Banten, termasuk makam Sultan Hasanuddin. Kondisinya sama. Dipenuhi kotak amal yang dijaga preman. Mencegat pengunjung dari semua jalan yang bisa dilewati.<br /> <br /> Di sebuah makam wali di Pandeglang, lebih parah lagi. Pengunjung tidak diizinkan berdoa (tahlil) sebelum membayar sumbangan. Katanya untuk membangun masjid. Tapi saya tidak melihat ada masjid dibangun di komplek itu. Gambarnya dan maketnya pun tidak ada.</div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2cplaF92Y42ntHxgAgQCdaNu2Z7vIMgNnMzmRpuZ_msvqCWFiK4RWu0NFhWpWcMa1nJ-lBH0GWIVRbSiPdtAPYmcPjOs9U86V3KTgKOn_swl0aya_75zcYi8H9YqlaJopO_YRS4B6AT2t/s1600/Gunung+jati1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="492" data-original-width="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2cplaF92Y42ntHxgAgQCdaNu2Z7vIMgNnMzmRpuZ_msvqCWFiK4RWu0NFhWpWcMa1nJ-lBH0GWIVRbSiPdtAPYmcPjOs9U86V3KTgKOn_swl0aya_75zcYi8H9YqlaJopO_YRS4B6AT2t/s1600/Gunung+jati1.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Para kuncennya sekarang sudah pake baju.<br />Tahun tahun sebelumnya mereka telanjang dada</td></tr> </tbody></table> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div dir="ltr"> <div style="text-align: justify;"> Kembali lagi ke makam Sunan Gunung Jati. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Meski demikian, bukan berarti makam Sunan Gunung Jati ini tidak ada perbaikan. Ada beberapa kemajuan dalam tata tertib pelayanan ziarah. Misalnya, petugas makam yang dulu tidak memakai baju (berpakaian ala abdi dalem dengan bertelanjang dada), sekarang sudah memakai baju koko. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblsw241kBjxx1lDfNj-lV-e-0G9DwqSxrbVRIgQiVfuiMyudpVcVhgjVo0gaMCfh5XY2c_JdsxLiPFrsyMYqdqXLXjuVbGS-3IuYX8aCdHp0PRhY4g1SfpvCNlsdGOZYGHNcXQfqAxIzs/s1600/Gunung+jati2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="478" data-original-width="496" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblsw241kBjxx1lDfNj-lV-e-0G9DwqSxrbVRIgQiVfuiMyudpVcVhgjVo0gaMCfh5XY2c_JdsxLiPFrsyMYqdqXLXjuVbGS-3IuYX8aCdHp0PRhY4g1SfpvCNlsdGOZYGHNcXQfqAxIzs/s1600/Gunung+jati2.jpg" /></a></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Rombongan kami datang dengan etika ziarah yang diajarkan rasulullah. Pakaian rapi, dan memiliki wudu'. Kemudian kami uluk salam kepada ahli kubur, khususnya sang wali Sunan Gunung Jati.<br /> <i><br /></i> <i>'assalamu 'alaika yaa waliyyallah warahmatullahi wa barakatuh. Assalaamu 'alaika ya Syarif Hidayatullah. Antum lanaa sabiqun wainnaa insya Allah bikum laahiqun.</i><br /> <br /> Kemudian dilanjutkan dengan bacaan tahlil dan doa doa . Setelah itu kami pulang, setelah kembali mengucapkan salam, tanpa melakukan hal yang aneh aneh. <br /> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Perilaku perilaku aneh dan ganjil justru dilakukan beberapa peziarah yang tidak tertib. Mereka melemparkan koin koin langsung kearah tembok makam. Padahal saat itu tempat ziarah penuh sesak. Tak bisa dihindarkan lagi, koin koin itu mendarat dikepala orang orang yang sedang berdoa. Bahkan mendarat juga dikepala abdi dalemnya. Beberapa dari mereka nampak menoleh kaget sambil kesakitan.<br /> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSrjF_dnQTJDlLchWBmdfXC9V9yQtfjgx9wAvWhneYYTv6G1ifWEPAaAXRd94aSsdzTJ7zReZjYM1pIa8dPMNIxbskkihTHNwRTEEiBSX5D9zhP8pNSHF37wgIxu3Dipx6UEOUC_DTQEzR/s1600/Gunung+jati3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="443" data-original-width="494" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSrjF_dnQTJDlLchWBmdfXC9V9yQtfjgx9wAvWhneYYTv6G1ifWEPAaAXRd94aSsdzTJ7zReZjYM1pIa8dPMNIxbskkihTHNwRTEEiBSX5D9zhP8pNSHF37wgIxu3Dipx6UEOUC_DTQEzR/s1600/Gunung+jati3.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Di tempat ini mereka melempar koin. Sasarannya adalah tembok.<br />Coba bayangkan berapa banyak koin yang mendarat dikepala orang.<br />Bahkan mendarat dikepala abdi dalemnya</td></tr> </tbody></table> <br /></div> <div dir="ltr" style="text-align: justify;"> Mungkin niatnya sedekah. Tapi kok sedekah begitu caranya..? Nambahin dosa saja. Kalo sedekahnya banyak sih tidak apa apa...cuman recehan kok ngasihnya dilempar lempar. Berbuat baik harus dengan cara yang benar. Meletakkan sedekah langsung kepada faqir miskin, atau dengan cara dimasukkan ke kotak amal tentu lebih baik. Tengoklah diluar...banyak faqir miskin yang tersisih oleh para preman. Berikanlah kepada mereka kalo mau sedekah.<br /> <br /> wallahu a'lam.<br /> <br /></div>

Pintu masuk kearea makam Sunan Gunung Jati Catatan Ziarah Walisongo 2015  Hari Ke-1 Tujuan ziarah pertama yang kami datangi adalah ...

Disuguhi Solawatan Koplo

<span style="font-family: inherit;"><a href="https://blog-subhan.blogspot.com/" target="_blank">Catatan Hari Pertama Tour Walisongo 2015</a></span><div> <span style="font-family: inherit;"><br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Perjalanan hari pertama Ziarah walisongo dan Lombok. Bus yang kami tumpangi cukup nyaman. Anak anak santri masih bersemangat. Mereka berisik bukan main. Perjalanan diawali dengan doa bersama. Setelah berdoa, suasana sedikit tenang. Santri ada yang sarapan, ada yang memainkan gadget masing masing. Saya sendiri menikmati tayangan sholawatan Habib Syech dari HP saya. </span></div> <br /><div style="text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsmvcHUpamr9E5kv3cY4UelHM94TdcnbLFv3TJ54L8opv_3UX6w631iyUvmxL8Zv5Uc0JBs_qojh2xpP6gUe2_Dvpc0FW7W4dUSbUiQvOC9WIucAARJnMR3wrBO8L9ZVOOEvltdzPT2DuX/s1600/images.jpg" style="font-family: inherit;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsmvcHUpamr9E5kv3cY4UelHM94TdcnbLFv3TJ54L8opv_3UX6w631iyUvmxL8Zv5Uc0JBs_qojh2xpP6gUe2_Dvpc0FW7W4dUSbUiQvOC9WIucAARJnMR3wrBO8L9ZVOOEvltdzPT2DuX/s400/images.jpg" width="400" /></a></div> <br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Tidak lama kemudian, saya terpaksa berhenti menonton Habib Syekh karena ada suara keras kendang dimainkan. Irama kendangnya adalah irama koplo. Irama khas dangdut Pantura. Suara itu berasal dari DVD yang diputar oleh kru bus pariwisata. </span></div> <br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Saya mengalihkan pandangan kedepan. Kearah layar televisi. Ada dua televisi di bis yang saya tumpangi. Satu tv utama yang cukup besar. Satu lagi tv ukuran agak kecil ditengah bus. Tampaknya semua santri juga langsung mematikan gadgetnya, dan beralih ke tayangan. </span></div> </span></div> <div> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div> <span style="font-family: inherit;">Selanjutnya tampil tayangan penyayi berjilbab, dengan baju ketat. Dari keterangan running teks, saya tahu bahwa yang diputar adalah grup dangdut New Palapa. Setelah memainkan irama, akhirnya sang penyanyi melantunkan suaranya. Ternyata dia sholawatan...!</span></div> <div> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Tentu tidak ada yang salah dengan itu. Mengutip KH Anwar Zahid, boleh saja shalawat dibaca dengan berbagai irama. Mau dangdut atau metal. Tapi menurut saya sholawat di koploin kok kurang pas. Gak enak dan tidak menyejukkan. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Karena musik koplo dikenal dengan hentakan irama gendangnya cepat, membuat pendengarnya 'auto joged'. Identik dengan warung remang remang. Apalagi penyanyinya tidak menghilangkan kebiasaannya ketika menyanyi dangdut. Dia tetap genit. Dengan sekali kali berteriak "hoba..." </span></div> <div> <span style="font-family: inherit;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_GqbWNAyNW-F0S5uNFoxuiYC3ZWztLU_sOPbrsSOmhLh74sahCjvE71bUXM3G9vUEhSrQEpgsgVGFLD2yLH3qZA2u4LohKeFaZKs60AobOVlyenvgika4YkBNe5AHjBSlrA_C-iXKWEMe/s1600/unduhan%252520%2525282%252529.jpg" style="font-family: inherit; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_GqbWNAyNW-F0S5uNFoxuiYC3ZWztLU_sOPbrsSOmhLh74sahCjvE71bUXM3G9vUEhSrQEpgsgVGFLD2yLH3qZA2u4LohKeFaZKs60AobOVlyenvgika4YkBNe5AHjBSlrA_C-iXKWEMe/s400/unduhan%252520%2525282%252529.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">New Pallapa Religi<br />Ini hanya illustrasi. Karena kaset yang diputar bukan ini.</td></tr> </tbody></table> <br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Kemudian dari segi busana penyanyinya yang masih terlihat seksi meskipun tertutup. Kemudian si penyanyi wanita tidak paham benar apa yang sedang dia nyanyikan, sehingga sambil bersolawat, ia tetap memain mainkan mata genitnya. Kebiasaan ketika sedang nyanyi dangdut. Terlalu banyak bergerak dan berjoget. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Benar benar pertunjukan yang tidak tepat, tidak menyejukkan dan bisa dianggap sebagai sebuah pelecehan. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Sebaiknya owner grup grup dangdut ini, tidak sekedar ikut ikutan trend. Ketika lagu religi naik daun, mereka ikut ikutan membuat. Silahkan buat lagu religi tetapi disesuaikan dengan adab dan etikanya. Sehingga lantunan shalawat itu, selain enak dikuping juga menentramkan hati.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Sekali kali tonton video Habib Syekh. Beliau bersholawat tanpa banyak bergerak. Kemudian ketika jama'ahnya mulai tidak tertib, Habib Syekh pasti menegurnya. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Wallahu A'lam</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> </span></div>

Catatan Hari Pertama Tour Walisongo 2015 Perjalanan hari pertama Ziarah walisongo dan Lombok. Bus yang kami tumpangi cukup nyaman. Anak an...

Membuat Perangkap Lalat Buah

<p dir="ltr"><b><br></b></p><p dir="ltr"><b>Cara membuat perangkap lalat-  updated diatas bis. </b></p> <p dir="ltr">Subuh subuh menjelang berangkat tur wali songo, saya terpaksa berkejaran dengan waktu untuk membuat perangkap lalat buah. Perangkap harus sudah terpasang di kebun karena akan ditinggal 10 hari. Sudah lama sebenarnya berniat membuat perangkap lalat buah. Tanaman cabe dikebun belakang mess yang tumbuh sangat subur, buah buahnya berjatuhan diserang lalat. Sekarang pohon pohon itu mulai berbunga lagi sangat banyak.</p> <p dir="ltr">Setelah sholat subuh, saya panaskan solder, kemudian saya ambil toples plastik bekas makaroni. Saya buat 3 lubang sebesar ibu jari di sisi sisi toples, kemudian saya beri gantungan kawat bekas hanger baju. Diujung kawat saya beri gulungan tisu yang telah ditetesi atraktan (pemikat) lalat bermerek petrogenol. <br></p><p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnqERsd4WpBw8m2iVlE6znVqMGb_ZSGG3hjqyck_v98BaujFaxii_oyRflu6QK3Kf2CaNSIc2FJutsTYsbjB0IlUcHbTNE3oE4yfbofCKEmhw207utT7TS4InvLQg1QgLz-CyLBnHPYzka/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="font-family: sans-serif; text-align: center; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnqERsd4WpBw8m2iVlE6znVqMGb_ZSGG3hjqyck_v98BaujFaxii_oyRflu6QK3Kf2CaNSIc2FJutsTYsbjB0IlUcHbTNE3oE4yfbofCKEmhw207utT7TS4InvLQg1QgLz-CyLBnHPYzka/s640/unduhan.jpg"></a></p><p dir="ltr">Didasar toples saya beri air sedikit. Kemudian saya ambilkan bambu sepanjang dua meter, saya tancapkan ditanah disela sela tanaman cabe. Diatas bambu itu, saya gantungkan perangkap lalat. Selesai, waktu pengerjaan kurang lebih setengah jam.<br></p><p dir="ltr"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibol_C4NdwBEIwfIhrnZqzcf9Pdv33gw_5ymOgxw_0bqt9PMeapT9BtqBvyXP6hJWdwiwjELNXr3G9FKL9VR7rGJKTe723w7d0lMkYzdGNPxVryO0rKs4V-aPfvYqSk9VSk-hzr6i4NtdF/s1600/unduhan%252520%2525281%252529.jpg" imageanchor="1" style="font-family: sans-serif; text-align: center; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibol_C4NdwBEIwfIhrnZqzcf9Pdv33gw_5ymOgxw_0bqt9PMeapT9BtqBvyXP6hJWdwiwjELNXr3G9FKL9VR7rGJKTe723w7d0lMkYzdGNPxVryO0rKs4V-aPfvYqSk9VSk-hzr6i4NtdF/s640/unduhan%252520%2525281%252529.jpg"></a></p><p dir="ltr">Kira kira prinsipnya seperti gambar diatas.</p><p dir="ltr">Prinsip kerjanya adalah, cairan atraktan yang mengandung methyl eugenol akan menarik lalat untuk mendekat. Kemudian lalat akan masuk lewat lubang yang sudah disiapkan. Setelah masuk kedalam, lalat tidak bisa keluar lagi karena terpikat oleh methyl eugenol. Kemudian mereka akan jatuh ke air.<br></p> <p dir="ltr">Urusan dengan lalat selesai, saya berangkat tur walisongo dengan hati tenang. Sampai jumpa 10 hari lagi, kita lihat ada berapa lalat yang terperangkap.</p> <p dir="ltr">Cara membuat perangkap lalat - Catatan Kang Subhan @ 2015-</p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div>

Cara membuat perangkap lalat-  updated diatas bis. Subuh subuh menjelang berangkat tur wali songo, saya terpaksa berkejaran dengan waktu un...