Resensi Kitab Daqa'iqul Akhbar

<div style="text-align: center;"> <h1><span><span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">DAQAIQUL AKHBAR KITAB  “SESAT” RUJUKAN PESANTREN ?</span></span></h1> <span style="color: #990000;"><span style="font-family: inherit;">Oleh : Subhan Hidayat, S.Sos.I</span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;"><br /></span> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0asLXTkya7Gt491DAeJ-jyb9mHEYkEJuxsBmuc62eFdbxpKzO8WqVr8gmQD9N2P0q0IA9Je3AXjt4l6tf3tHCj_-U4G6PrkSn3UVu4Jd0mhT_vzpo_TpS-rXZLNoxmq_k7h81-KaHDOVN/s1600/Sampul.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0asLXTkya7Gt491DAeJ-jyb9mHEYkEJuxsBmuc62eFdbxpKzO8WqVr8gmQD9N2P0q0IA9Je3AXjt4l6tf3tHCj_-U4G6PrkSn3UVu4Jd0mhT_vzpo_TpS-rXZLNoxmq_k7h81-KaHDOVN/w441-h640/Sampul.jpg" width="441" /></a></div> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Judul tersebut saya kutip sepenuhnya dari judul sebuah artikel yang beredar luas diinternet (tanpa diberi tanda </span><span>petik dan tanda tanya). Isi artikel tersebut, menyebut kitab DAQA’IQUL AKHBAR dalam dua hal : </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span>Pertama, kitab ini adalah kitab sesat, </span>tidak ilmiyah, banyak hadis palsunya, dan berbahaya<span>.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Kedua, ia adalah rujukan utama pesantren. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Setelah membaca artikel tersebut, saya </span><span>yakin si penulis artikel belum pernah membaca isi kitabnya. Atau mungkin sudah, tapi belum menghabiskan isi kitab secara keseluruhan. Saya rasa ini hanyalah masalah cara pandang dan cara pendekatan yang berbeda. </span><span>Memang demikian, sebuah bacaan atau buku, bila didekati dengan cara pandang tertentu, kadang kadang menimbulkan resistensi (penolakan) terhadap isinya.  </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Kitab <i>daqa’iqul akhbar</i> adalah sebuah kitab nasihat dan perenungan, bukan kitab </span><span>hadis yang harus terjamin kesohihannya, juga bukan buku sejarah yang harus akurat data datanya. Kitab ini hanya </span><span>kumpulan nasihat nasihat yang sampaikan dalam balutan kisah kisah dan hikayat hikayat, dengan mengesampingkan keakuratan secara ilmiah tentunya. </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span>Mengenai masalah kedua, yang mengatakan kitab ini rujukan utama pesantren. Saya tahu maksud si penulis, pasti yang dia maksud adalah pesantren pesantren NU. Karena memang kitab ini baca dibaca santri NU. Sebetulnya kitab ini hanya kitab selingan dikalangan pesantren. Bukan rujukan utama seperti yang dituduhkan.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <h3 style="text-align: justify;"> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Mengenai Kitab Daqa’iqul akhbar</span></h3> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Judul lengkap kitab ini adalah <i>Daqa’iqul akhbar Fi Dzikri al Jannah Wan-Naar</i> (berita berita mendetail tentang </span><span>surga dan neraka). Ia berisi banyak kisah kisah, berita berita yang berkaitan dengan hari kiamat seperti yaumul </span><span>hisab, sifat sifat surga dan kenikmatannya, neraka dan jenis jenis siksaannya. </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Kitab kuning kecil yang hanya setebal 42 halaman ini </span><span>dibagi dalam 46 bab, yang kesemuanya menarik untuk dibaca. </span><span>Diawali dengan awal penciptaan nur (cahaya) nabi Muhammad, kemudian merembet ke penciptaan malaikat, roh, bagaimana </span><span>roh dicabut, alam barzakh, kiamat, kemudian akhir perjalanan kesurga atau keneraka. </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Dalam menjelaskan tiap babnya, </span><span>pengarang kitab sangat mendetail sehingga kita bisa membayangkan bagaimana rupa makhluq makhluq ghaib yang </span><span>dibicarakannya. Misalnya ketika menceritakan malaikat, kita diberi gambaran seberapa besar ukurannya, apa warnanya, </span><span>bulu bulunya terbuat dari apa, dan seterusnya. Seolah olah si pengarang pernah menyaksikan langsung hal hal gaib </span><span>itu. Ini mungkin yang menjadi pangkal masalah. </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Tidak diragukan lagi bahwa kebanyakan hikayat dan ceritanya tidak </span><span>berdasarkan kepada dalil yang sohih karena berkaitan dengan perkara perkara gaib yang tidak ada ruang bagi akal </span><span>pikiran untuk menangkapnya. Bisa jadi ini adalah rekaan imajinasi si pengarang, bisa jadi ia mengambil hikayat dari mulut kemulut, bisa jadi juga ia mengambil kisahnya dari karya karya terdahulu. Mengenai asumsi terakhir ini, ada sedikit bukti bukti diakhir tulisan ini.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">Kalau demikian, mengapa kitab ini harus dihakimi ? sebuah rekaan imajinasi kok dihakimi. Emangnya situ tahu kalau yang digambarkannya itu salah ? Sama sama tidak tahu kok. </span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;">   <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYKht1m09qM65U0mcFDGRKyYdc9Cz_3TCzMl7t0hvV48L0eDlk2kaXCBN-Od1n2AvTvwOar5vBF5EAcJMKb1ChowLeGCFuQjFKHr_vMUAuhTUXdOZtB9Qks02Hg9zNHju55SUi5zxF-PcZ/s1600/Malaikat+maut.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYKht1m09qM65U0mcFDGRKyYdc9Cz_3TCzMl7t0hvV48L0eDlk2kaXCBN-Od1n2AvTvwOar5vBF5EAcJMKb1ChowLeGCFuQjFKHr_vMUAuhTUXdOZtB9Qks02Hg9zNHju55SUi5zxF-PcZ/s320/Malaikat+maut.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar ini rekaan imajinasi Malaikat Maut. Beneran malaikat maut seperti ini ? </td></tr> </tbody></table><br /> </span></div> <h3 style="text-align: left;"> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Siapa Pengarangnya ?</span></h3> <span style="font-family: inherit;"><span>Kitab Daqoiqul akhbar dinisbatkan kepada lebih dari satu pengarang. Ada yang mengaitkan kitab ini dengan imam Al-</span><span>Ghazali, ada yang mengaitkannya kepada imam As-Suyuthi, ada juga yang mengaitkannya kepada Abu Laits As-Samarqondi. </span><br /> <span><br /></span> <br /> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Pendapat yang paling banyak diikuti adalah kitab ini karangan Al Imam Abdurrahim bin Ahmad al Qadhi. Pada edisi </span><span>cetakan Mesir tahun 1306 H, terdapat kata penutup berbunyi :  Dengan pertolongan Allah, telah selesai pencetakan </span><span>kitab Daqoíqul Akhbar karya Al Imam Abdurrahim bin Ahmad al Qadhi..</span></span></div> <span style="font-family: inherit;"><span><br /></span> <span>Lalu Siapa Al Imam Abdurrahim bin Ahmad al Qadhi  ? Tidak banyak informasi yang dapat kami sajikan, karena nama </span><span>tersebut dimiliki banyak orang. Bila anda coba search di google, anda akan dapati banyak ulama yang namanya sama </span><span>seperti itu. </span><br /> <span><br /></span> <br /> </span><h3 style="text-align: left;"> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Rujukan Pesantren ? </span></h3> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Ditulis dalam artikel tersebut, bahwa kitab daqa’iqul akhbar adalah <b>rujukan utama </b></span><span><b>pesantren</b>. Si penulis artikel seolah oleh mencoba mengukur kedalaman keilmuan pesantren menggunakan kitab ini.  </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Sebenarnya kitab Daqa’iqul akhbar ini hanya <i>“slilit sang kiai”</i>... kitab ringan yang hanya dikaji pada waktu waktu </span><span>tertentu seperti saat saat Ramadhan, liburan, dan lain lain. Adapun rujukan utama asli pesantren, adalah kitab kitab yang dikaji regular, yaitu</span><span> kitab kitab ilmiyah yang cukup berat semacam Sohih Bukhari, Fathul Wahab, </span><span>Jam’ul Jawami’, Syuruh Alfiyah, dan lain lain.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Peserta pengajian Daqa’iqul akhbar pun rata rata santri senior yang sudah memiliki bekal cukup untuk menyaring </span><span>informasi informasi yang masuk. Di Pesantren Al-Hamidiyah, Daqa’iqul Akhbar dikaji oleh siswa kelas 3 dalam rangka </span><span><i>cooling down</i> setelah mereka menghadapi Ujian Akhir, sekaligus <i>warming up</i> menghadapi tantangan yang lebih besar didunia perkuliahan.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <h3> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Untuk Latihan Baca Kitab</span></h3> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Dalam sebuah kesempatan diskusi di Pesantran Al-Hamidiyah, yang dihadiri oleh Dr. H.D Hidayat (seorang pakar Bahasa </span><span>Arab), dan seorang Guru Besar Bahasa Arab satu lagi yang usianya sudah sepuh bernama Prof. Dr. M. Matsna, keduanya menyepakati sebuah metode </span><span>dalam mengajarkan baca kitab. Metode tersebut, yang menurut mereka sangat ampuh, adalah dengan mengkaji kitab kitab yang isinya terdapat banyak kalimat yang diulang ulang. </span><span>Pengulangan tersebut akan membawa santri terbiasa dengan struktur kalimat kalimat Arab</span><span>. </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Nah kitab Daqo’iqul Akhbar memenuhi syarat untuk melatih santri. Berbagai variasi kalimat mulai dari yang sederhana seperti <i>mubtada'-khobar </i>sampai yang agak sulit seperti <i>syarat - jawab syarat</i>, diulang ulang berkali kali dalam kitab ini. </span><span> Maka kitab ini sangat baik </span><span>digunakan sebagai media latihan membaca kitab bagi santri.  </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <h3 style="text-align: left;"> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Sesat dan Berbahaya ?  </span></h3> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Sebenarnya pengarang kitab sudah cukup jujur dalam menuliskan kitabnya. </span><span>Bila berasal dari nabi, maka akan disebutkan dari nabi. Bila berasal dari sahabat atau tabi’in, demikian juga. Bila berasal </span><span>dari dongeng dari mulut kemulut, maka ia hanya menyebutkan “ada sebuah hikayat…”. Dengan demikian pembaca </span><span>sebenarnya sudah diberi rambu rambu.</span><br /> <span><br /></span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Mengenai banyaknya hadis dhoif yang ada didalamnya, sudah jelas standar ilmiyah didunia Islam bahwa, hadis dhoif </span><span>boleh diriwayatkan dan diamalkan sepanjang tujuannya hanya untuk memberi nasihat, dan menakuti orang (<i>targhib wa tarhib</i>).  </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Mengenai hadis hadis palsu yang diduga ada didalamnya, tentu perlu kajian mendalam untuk menemukan keberadaannya. </span><span>Adapun berita berita atau hikayat hikayat ghaib yang diriwayatkan, selama tidak disandarkan kepada nabi Muhammad </span><span>tentu tidak boleh dianggap sebagai hadis palsu. </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Kitab ini merupakan salah satu metode <i>dakwah bil-hikmah</i>, sama seperti </span><span>kita menasehati anak anak kita dengan hikayat hikayat, pribahasa pribahasa, atau pamali pamali. Tentu tidak ada </span><span>satupun dari kita yang akan mencari dalilnya ada atau tidak dalam Al-Quran dan Hadis.</span></span></div> <span style="font-family: inherit;"><span><br /></span> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Bila anda membaca kitab ini di halaman halaman awal, mungkin anda akan dibawa kepada kisah kisah mustahil yang </span><span>tentu saja sulit dilacak asal usulnya dalam ajaran Islam. Namun pada pembahasan sisanya, sulit juga untuk menolak </span><span>kebenaran nasihat nasihat yang dikandungnya meskipun dalam nash Al-Quran dan Hadis tidak ditemukan rujukannya. </span></span></div> <span style="font-family: inherit;"><span><br /></span> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Misalnya urainnya mengenai bentuk fisik badan manusia, kitab ini menjelaskan bahwa badan manusia sebenarnya menggambarkan  </span><span>huruf huruf MU-HAM-MAD. Karena itulah bila nanti kita masuk neraka, maka fisik kita akan dirubah menjadi hewan hina, bukan dalam bentuk </span><span>fisik kita sekarang didunia  (hal. 3).</span></span></div> <span style="font-family: inherit;"><br /> <span>    </span><br /> </span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl24tA4x801b3_IzlzApqXXyEAyGozILUlbeLp7zaKis_E2BNopMhFYDAnPqs0dC46nUlP4LTvYtXiQxrh99YQ6ngsghNREmTR2GY8EmOEEh3SWGVbUhq5jcbOvXwsjqdMtqkvNhB0Lv9F/s1600/Muhammad.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl24tA4x801b3_IzlzApqXXyEAyGozILUlbeLp7zaKis_E2BNopMhFYDAnPqs0dC46nUlP4LTvYtXiQxrh99YQ6ngsghNREmTR2GY8EmOEEh3SWGVbUhq5jcbOvXwsjqdMtqkvNhB0Lv9F/s1600/Muhammad.PNG" /></a></span></div> <span style="font-family: inherit;"><br /> </span><div style="text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;">Perhatikan gambar ini : apakah terbaca MU-HAM-MAD (محــمد)  ?</span></div> <span style="font-family: inherit;"><span><br /></span> <span>Demikian pula ketika kita sholat, posisi badan kita akan membentuk tulisan AHMAD (أحمد). Ahmad adalah nama Nabi </span><span>Muhammad yang disebutkan dalam Al-Qur’an. </span><br /> <span><br /></span> </span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtaphSEwWjNqJilF6qGjZDy8A9HIEVfb9rP85zYmz5ifdpUX6MEeGQvNvhlP7kn4dcv_LGUBHEWpvpD4e_dGCoGQ_g2gCwyUSJhQtYYPRQunUpccitByVWDnfc8kn3qkhudhtFbq4UZZVo/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtaphSEwWjNqJilF6qGjZDy8A9HIEVfb9rP85zYmz5ifdpUX6MEeGQvNvhlP7kn4dcv_LGUBHEWpvpD4e_dGCoGQ_g2gCwyUSJhQtYYPRQunUpccitByVWDnfc8kn3qkhudhtFbq4UZZVo/s1600/images.jpg" /></span></a></div> <span style="font-family: inherit;"><br /> <span>Tentu penjelasan seperti ini selamanya tidak akan anda dapati nashnya didalam Al-Qur’an dan Hadis. </span><br /> <span><br /></span> </span><h3 style="text-align: left;"> <span style="color: #351c75; font-family: inherit; font-size: x-large;">Bukan Karya Pertama</span></h3> <span style="font-family: inherit;"><span><div><span style="font-family: inherit;"><span><br /></span></span></div>Kitab Daqa’iqul akhbar ini bukanlah kitab pertama yang membahas nasihat nasihat berkaitan dengan surga dan neraka. </span><br /> <span><br /></span> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: inherit;"><span>Sebelumnya ada Al-Imam Al-Suyuthi, yang mengarang kitab <i>Ad-Durar al-Hisan Fil-Ba’tsi wa Na’iim al-Jinan</i> yang isinya </span><span>kurang lebih sama dengan Daqa’iqul akhbar. Tentu kita telah mengetahui kapasitas Imam As-Suyuti sebagai ulama Ahli </span><span>Hadis yang telah mencapai derajat mujtahid mutlaq. Tentu As-Suyuti sangat tahu tentang </span><span>hadis palsu atau tidak. </span></span></div> <span style="font-family: inherit;"><span><br /></span> <span>Hadis hadis yang ada dalam Daqa’iqul akhbar juga dapat ditemui dalam kitab <i>Bahrud-Dumuu’</i> karangan Ibnu Jauzi. </span><span>Sekali lagi, Ibnu Jauzi juga bukan orang yang sembarangan. Bila diurut kebelakang, masih ada nama nama ulama </span><span>sekelas Ibnu ‘Asakir, Ad-Dailami Ad-Daruqutni, Qadhi Iyadh dan lain lain yang menulis kitab serupa. Hal inilah yang </span><span>membuat Ibnu Taimiyah terheran heran mengapa ulama ulama yang sangat tahu hadis, malah </span><span>mengarang kitab kitab nasihat yang isinya (dalam pandangan Ibnu Taimiyah) tidak bisa dipertanggung jawabkan. </span><br /> <span><br /></span><span>Wallahu A'lam. </span><br /> <span><br /></span> </span><div style="text-align: center;"> <span style="color: #990000; font-family: inherit;"><span>Terima Kasih </span><span>telah membaca resensi kitab Daqa'iqul Akhbar.</span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span><span style="color: #990000; font-family: inherit;">Tulisan ini tulisan original Subhan Hidayat dan merupakan pengembangan dari </span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span><span style="color: #990000; font-family: inherit;">Resensi Kitab yang dimuat di Warta Al-Hamidiyah</span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span><span style="color: #990000; font-family: inherit;">2015 </span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000;">*</span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000;">*</span></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000;">*</span></span></div> <div> <br /></div>

DAQAIQUL AKHBAR KITAB  “SESAT” RUJUKAN PESANTREN ? Oleh : Subhan Hidayat, S.Sos.I Judul tersebut saya kutip sepenuhnya dari judul ...