Saat Adzan Berkumandang, Semua Toko Di Jeddah Tutup. Ini Yang Terjadi Sebenarnya



Catatan Umroh 29 November 2017

Akhirnya kami, rombongan Umroh KBIH Al Hamidiyah, harus mengakhiri rangkaian ibadah kami di Tanah Suci Makkah dan Madinah. Dari Makkah, kami berangkat menuju Jeddah untuk kemudian terbang ke Jakarta. Pesawat akan take of dini hari. Kami masih punya banyak waktu untuk jalan jalan di kota Jeddah.

Salah satu destinasi kunjungan jamaah umroh dari Indonesia ketika mereka berkunjung ke Jeddah adalah Pasar Balad, dengan sebuah Pusat Perbelanjaan Corniche. Saya sih tidak melihat ada papan nama. Hanya dengar dari pengeras suara tour leader kami. Kami mampir sholat maghrib, kemudian dipersilahkan mengunjungi Toko Ali Murah. 

Banyak toko yang berbahasa Indonesia. Apalagi ketika menyeberang jalan, langsung berpapasan dengan kios Bakso Mang Oedin. Ternyata toko toko disini banyak menggunakan kata 'murah'. Padahal harganya tidak murah. Entah mengapa mereka memilih kata 'murah' dalam bahasa Indonesia. Bukan bahasa India atau bahasa Pakistan. 

Kami menunggu Isya' dengan menjelajahi isi toko Ali Murah. Meskipun toko toko 'Murah' yang lain memanggil manggil, mempersilahkan mampir. Tidak lama kemudian, adzan Isya berkumandang. Perlahan lahan toko toko ditutup. Termasuk Ali Murah. Kios kios Bakso, Juz, Kebab, semuanya mematikan lampu. Mereka mendorong gerobak dagangannya masuk. 

Saya langsung berfikir, wahh..alangkah bertakwanya mereka. Begitu mendengar adzan semuanya bergegas menutup dagangannya. Beberapa karyawan Ali Murah pergi ke masjid membawa sajadah. Hanya seorang saja yang tetap menunggui pintu. Saya dan rombongan tidak ikut sholat karena sudah melakukan jama' taqdim. 

Maka sayapun berjalan jalan dikomplek pertokoan yang sudah separuh gelap itu. Ternyata ada tukang kebab masih tetap melayani pembeli, meskipun mereka lakukan sembunyi sembunyi ditempat gelap. Tukang bakso juga. Tukang pulsa juga. Tukang Juz juga. 

Yaah...ternyata mereka tetap mementingkan pelanggan daripada sholat. Kemudian saya masuk ke sebuah restorant asli Indonesia. Restoran ini bagian depannya tutup. Tetapi ada pintu darurat, yang mereka siapkan untuk pelanggan. Saya dan rombongan dipersilahkan masuk ewat pintu emergency tersebut. Tiba dilantai dua, ternyata pengunjung sangat ramai. Baik oleh jamaah Indonesia maupun masyarakat setempat.

Tidak lama kemudian, vertical blind (hordeng) yang menutupi jendela restoran pelan pelan terangkat. Kita bisa melihat jalanan. Rupanya waktu sholat Isya' sudah selesai.

Oo rupanya praktiknya seperti itu. Pelanggan yang sudah mengantri harus tetap dilayani terlebih dahulu daripada sholat. Karena kewajiban sholat memiliki rentang waktu yang cukup leluasa.

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak



Arsip Blog

Find Us On Facebook

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.