Siswa Siswi SMP Ini Diajarin Nyawer
Masih kecil kecil udah diajarin nyawer oleh guru gurunya. Mau jadi apa anakmu...Makanya sekolahin anak di madrasah saja.
Sebuah pemandangan memprihatinkan dan menyedihkan tampak di rumah makan Paradise Wates Jogjakarta.
Siswa siswa sebuah SMP dari Cirebon berjoget mengerumuni seorang penyanyi berpakaian seksi. Tidak ketinggalan juga para siswinya. Siswi siswi yang rata rata berjilbab itu, juga ikut berjoget berbaur bersama siswa laki laki.
Mereka tampak terlalu kecil untuk menikmati hiburan orang dewasa. Hebatnya, apa yang mereka lakukan itu mendapat dukungan dari kepala sekolah dan guru gurunya.
Pemandangan seperti ini sebenarnya sudah sering saya saksikan di paradise. Sebelumnya pada bulan desember saya juga mampir disini dan menjumpai pemandangan yang sama.
Rumah makan ini memang favorit tempat singgah murid murid yang tour ke Jogjakarta. Silahkan cek sendiri ke lokasi. Kalau pak menteri pendidikan mau nongkrong disini pada musim liburan, pasti akan menjumpai pemandangan yang saya ceritaka ini.
Malam itu pada (6 Maret 2016), saya dan rombonga santri madrasah kelas sepuluh, mampir untuk makan malam di Paradise. Semula keadaan tertib, tidak terjadi apa apa. Hanya ada tamu tamu yang menikmati hidangan. Kemudian penyanyi wanita naik kepanggung dengan penampilan seksi (memakai rok sangat tinggi dengan penutup dada melorot rendah). Setelah itu baru suasana riuh.
Terdengar pengumuman bahwa lagu dipersembahkan untuk rombongan siswa SMP dari Cirebon dan Tangerang Selatan (yang disebut terakhir ini belum datang). Kemudian dipersilahkan kepada guru dan siswa yang mau ikutan berjoget untuk maju kedepan. Tanpa ragu ragu para siswa pun maju kedepan dan berjoget seliar liarnya.
Yang berjilbab pun ikut maju berjoget.
Ya Allah...badan mereka masih kecil kecil...masih kanak kanak. Kalo itu anak saya pasti sudah saya seret pulang.
Selanjutnya si penyanyi mulai menghasut penonton untuk nyawer dengan iming iming boleh naik panggung dan berjoget bersama si penyanyi.
Bukan orang dewasa yang maju. Justru yang maju pertama adalah siswi berjilbab, sambil mengacung acungkankan lembaran uang. Iapun dipersilahkan joget dipanggung. Aksi itu akhirnya memancing siswa siswa lain. Maka selanjutnya siswa laki laki menyerbu ke atas semuanya mengacungkan uang.
Mereka tidak ingat bahwa perjalanan mereka dibiayai orang tua, tidak ingat sama sekali bagaimana susah payah orang tua mereka mencarikan ongkos untuk jalan jalan.
Para guru dan kepala sekolah bertepuk tangan memberi semangat. Ketika keadaan makin riuh, kepala sekolah mengatur anak anaknya agar berjoget bergiliran empat empat. Kemudian dipanggil osisnya untuk berjoget. Iringan lagu lagu koplo terus dimainkan.
Kemudian datanglah momen paling miris. Masjid yang jaraknya hanya 10 meter dari situ mengumandangkan adzan Isya'. Mereka tidak peduli dan terus berjoget dan bernyanyi.
Beberpa guru dan siswa tampak meninggalkan acara dan mengambil air wudu. Sementara yang lain tidak peduli. Kemudian didirikan sholat Isya, dan saya mengimami. Sholat kami benar benar terganggu oleh suara suara mereka. Setelah sholat saya mencoba mendekati beberapa guru yang beristirahat di masjid. Saya tanyakan komentar mereka mengenai kegiatan siswa siswanya itu. Jawaban yang saya dapat cuman satu kata :
RUSAK....!!!
RUSAK....!!!
Jelas rusak. Dicari pembenarannya dari sudut manapun tetap tidak ada alasan yang bisa diterima. Disaat pemerintah hendak menekankan pendidikan pada aspek moral dan akhlaq mulia, mereka malah tidak peduli murid muridnya mau jadi apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar