Sulitnya Mencari Darah : Renungan Bagi Yang Takut Donor Darah
PMI menerima donor darah supaya darah itu bisa digunakan oleh yang membutuhkan. Tetapi, giliran ada orang yang membutuhkan darah, PMI seperti enggan memberikan darah donor tersebut. Kesel banget kan...!! Apa sebenarnya yang menyebabkan mereka 'pelit' memberikan darah.
Emak Saya Butuh Darah
Enam hari setelah lebaran tiba tiba emak saya pucat pasi. Kemudian muntah muntah. Tanpa menunggu lama, kita langsung bawa ke Bahar Medika untuk diperiksa. Kita bergerak cepat karena belum lama kehilangan Baba tercinta.
Hasil pemeriksaan darah, ternyata emak kekurangan darah (anemia). Hb nya cuma 6,5. Sangat rendah dan harus mendapatkan transfusi darah. Emak dirujuk ke RSUD Depok. Setelah kita bawa ke RSUD, Emak dimasukkan ke UGD dan diperiksa darah sekali lagi. Dokter ingin tahu kondisi ginjalnya, karena anemia bisa jadi disebabkan oleh kelainan ginjal. Bila benar ada kelainan ginjal, maka harus dirujuk lagi ke rumah sakit yang lebih lengkap.
Pukul setengah 12, hasil laboratorium keluar. Ternyata ginjal emak tidak ada masalah. Tetapi Hb nya turun lagi menjadi 5,7. Dokter menduga ada internal bleeding (pendarahan dalam) dan harus dilakukan endoskopi (peneropongan terhadap saluran pencernaan). Akhirnya, setelah ditanyai oleh dokter, Emak mengaku telah mengalami buang air darah setelah makan pedas. Kata dokter, bila buang airnya berwarna kehitaman, maka ada kemungkinan infeksi lambung. Bila darahnya merah segar, mungkin dari usus.
Dokter memanggil pihak keluarga dan memberi penjelasan, bahwa bila masih ingin dilakukan tindakan di RSUD, maka RSUD hanya melayani dengan fasilitas seadanya. Paling tidak yang bisa dilakukan adalah perawatan dan transfusi darah. Keluarga setuju. Maka masalah selanjutnya adalah mencari darah.
Berurusan Dengan PMI
Atas petunjuk dokter, kami harus ke PMI untuk donor darah. Bila donor tidak memungkinkan, maka diusahakan meminta darah 3 kantong. Maka diantara kami ber-6, 4 orang berangkat ke PMI. Sedangkan saya tidak ikut karena menjaga emak. Ada seorang adik lelaki saya juga tidak ikut. Percuma mengajak dia karena dia sangat takut melihat jarum. Pengalaman yang sudah sudah, untuk menyuntik dia kami harus memanggil satpam untuk memegangi. Itu juga berakhir babak belur karena semua orang dijotosi.
Sesampainya di PMI Depok, mereka diperiksa satu persatu. Dari empat orang itu yang hendak donor, ternyata hanya satu orang yang memenuhi syarat donor yaitu istri saya. Akhirnya istri saya diambil darahnya.
Darah masih kurang. PMI bilang tidak ada stok. Terhadap orang lain yang datang pun PMI bilang tidak ada stok. Kami tidak percaya. Akhirnya ipar saya yg bekerja di puskesmas menelpon beberapa orang penting. Hasilnya, pihak PMI bersedia memberikan darah, dengan syarat barter. Keluarga kami harus ada yang bersedia diambil darahnya sebagai ganti dari darah yang sudah diambil.
Saya uring uringan. Kenapa harus barter sih. Kan PMI dapat darah gratis. Kenapa tidak diberikan saja secara cuma cuma. Begitu pikiran saya. Saya tersulut seperti itu, karena tinggal saya yang memungkinkan diambil darahnya. Artinya sayalah satu satunya yang akan dikorbankan untuk barter. Wah ga bisa nih...saya tidak mau.. saya takut. Ya saya takut karena tidak pernah donor sebelumnya.
Malam itu istri saya memberikan makanan enak enak dan memaksa saya tidur lebih awal. Saya merasa seperti hewan kurban yang akan dieksekusi. Tidak ada perdebatan lagi karena perempuan selalu menang.
Keesokan harinya, saya diberi sarapan enak enak. Jam 09.00 saya akan berangkat ke PMI. Rasanya resah, grogi, salah tingkah dan takut.
Donor Darah Pertama Kali.
Akhirnya saya pasrah dibawa ke PMI. Saya masuk dan mengisi formulir. Ada beberapa orang yang sedang donor darah. Saya lihat jarumnya. Wah gede sekali...
Setelah itu saya diperiksa. Jari saya dipegang oleh petugasnya. Saya terlonjak kaget oleh sesuatu yang menusuk. Saya kita itu pulpen. Ternyata isinya jarum. Ujung jari saya berdarah. Setelah diperiksa, saya baru tahu kalo golongan saya B. Benar benar saya tidak pernah berurusan dengan hal seperti ini.
Saya disuruh berbaring. Petugas mencari pembuluh darah ditangan saya. Di tangan kanan tidak ketemu. Ditangan kiri juga tidak ketemu. Saya bilang ke petugasnya ga apa apa mbak kalo ga ketemu. Nanti saya carikan donor lain...(dalam hati : asek..saya selamat..).
Petugas itu meninggalkan saya. Kemudian dia kembali lagi membawa petugas yang lebih senior (gawat..). Petugas senior tadi memeriksa tangan kiri saya, pembuluhnya tetap tidak ketemu. Dia periksa tangan kanan saya, ternyata ketemu...!! . Kata dia : " waah pembuluh venanya ada dipinggir.."
Akhirnya eksekusi dimulai. Saya tidak berani melihat. Saya berusaha mengalihkan fikiran kemana saja. Terasa tangan saya dioles oles sesuatu yang dingin. Kemudian ada rasa dicubit sedikit. Saya mencoba melihat..... ternyata jarumnya sudah menancap.
Kok ga sakit ya....ternyata yang gede bukan jarumnya tetapi rasa takutnya.
Darah Adalah Barang Langka
Sambil menunggu kantong darahnya terisi penuh, saya lantas berfikir.....
PMI menjalankan misi yang sangat penting. Mengumpulkan darah untuk menyelamatkan nyawa orang. Jangan dikira semua orang mau mendonorkan darah secara sukarela. Banyak yang tidak mau dengan berbagai alasan.... (termasuk alasan takut).
Diantara mereka yang bersedia mendonorpun, tidak semuanya memenuhi syarat. Ada yang ditolak karena berbagai sebab. Boleh dibilang, darah adalah barang langka. Dari sini saya mulai memahami mengapa PMI tidak sembarangan memberikan darah. Saya juga mulai faham mengapa mereka meminta barter darah. PMI sangat menjaga ketersediaan stok darah. Stok itu akan sangat berguna pada saat saat darurat. Jadi barter darah, adalah sebuah permintaan yang masuk akal dan sangat terpuji.
Tidak terasa, proses donor darah selesai. Saya diberi minuman kacang hijau dan biskuit serta kartu donor. Ternyata donor darah tidak seseram yang saya bayangkan. Tidak sakit sama sekali malahan. Mudah mudahan pengalaman saya ini dapat memberi semangat kepada orang lain, khususnya keluarga saya sendiri.
Sayapun bersepakat dengan istri untuk melakukan donor darah lagi tiga bulan kedepan Insya Allah.
3 komentar:
Selalu menarik membaca pengalaman donor darah pertama kali. Tulisannya sangat inspiratif kang !.
Selalu menarik membaca kisah pengalaman donor pertama kali. Kisahnya sangat inspiratif Kang!
Selalu menarik membaca pengalaman donor darah pertama kali. Tulisannya sangat inspiratif kang !.
Posting Komentar