Bukan Memelihara Nyamuk, Tapi Melokalisasi Nyamuk
Masalah nyamuk, adalah masalah semua orang. Namun yang saya hadapi ini agak khusus. Nyamuk selalu banyak siang dan malam karena rumah berdampingan dengan kebun orang yang tidak terurus. Jenis nyamuknya pun beraneka ragam. Ada yang panjang panjang tapi gigitannya sakit. Ada yang belang belang. Ada nyamuk kebun yang ukurannya besar besar yang datang setiap pagi dan sore hari.
Saya telah menanam 2 buah pohon zodia sebagai penolak nyamuk. Kata orang pohon ini bisa menolak nyamuk dengan baunya yang tidak enak. Pohonnya sekarang sudah besar besar. Tetapi sepertinya tidak ada pengaruhnya. Nyamuk tetap banyak.
Upaya penggunaan obat nyamuk (baik yang semprot, bakar maupun yang elektrik), bukan pilihan saya karena anak dan istri tidak tahan baunya. Pertahanan saya tinggal mengandalkan raket nyamuk. Sudah empat kali berganti raket nyamuk karena rusak.
Zodia (bundaberkebun.blogspot.com) belum terlalu terasa manfaatnya untuk mengusir nyamuk |
Kemudian saya coba pelajari siklus hidup nyamuk melalui Google. Saya berkesimpulan bahwa populasi nyamuk bisa dikendalikan dengan mengontrol jentiknya. Umur nyamuk dewasa hanya beberapa jam saja. Sedangkan jentik nyamuk, berproses menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu seminggu lebih. Disitulah kesempatan kita. Lebih mudah memusnahkan nyamuk ketika ia masih jentik.
Yang menjadi masalah adalah, kita tidak tahu dimana nyamuk meletakkan telur telurnya.
Timbullah ide untuk memberikan 'tempat yang nyaman' bagi nyamuk untuk bertelur. Maka saya memasang 5 - 10 kaleng berisi air, dan saya letakkan di berbagai tempat disekeliling rumah. Ada yang saya isi air bening untuk memikat nyamuk belang belang. Ada juga yang saya beri cucian beras dicampur potongan kentang untuk nyamuk nyamuk lain. Semua informasi ini saya dapat dari google.
Tujuan saya memasang kaleng kaleng itu adalah supaya nyamuk nyamuk mau bertelur disitu. Dengan demikian populasi nyamuk lebih mudah dikontrol, daripada mereka bertelur sembarangan di tempat tempat yang tidak terjangkau oleh saya.
Pernah melihat telur nyamuk...? Ini dia saya foto untuk anda. Gugusan telur ini berbentuk seperti perahu. |
Setelah dua hari, saya periksa satu persatu kalengnya. Dari keseluruhannya, kaleng berisi air bersih sudah berisi jentik. Dari pengalaman saya, air bening lebih cepat berisi jentik nyamuk dari jenis aedes. Telur mereka tidak kelihatan.
Sedangkan air cucian beras, baru di teluri nyamuk bila baunya sudah mulai busuk. Telur telur nyamuk itu kelihatan mengapung. Berwarna hitam mengambang seperti perahu. Saya ambil telur telur itu menggunakan lidi dan saya pindahkan ke toples. Dalam waktu 24 jam telur telur itu telah berubah menjadi "ratusan" jentik kecil.
Panen jentik. Ini adalah jentik culex. Karena jentik aedes agak panjang dengan kepala kecil. |
Semula, jentik jentik itu saya buang dibawah tanaman sebagai pupuk. Katanya sih bisa jadi pupuk. Yang penting, nyamuknya musnah. Sekarang, saya telah memiliki 3 ekor ikan cupang dan beberapa ikan neon zebra dan ikan guppy yang rakus rakus yang sanggup menghabiskan ratusan jentik setiap hari. Jadi jentik jentik itu selalu berakhir di perut ikan. Tidak ada kesempatan untuk berubah menjadi nyamuk.
Apakah sekarang nyamuk sudah berkurang ...?
Untuk nyamuk nyamuk kebun besar yang gigitannya sakit, saya kira sudah berkurang. Bahkan saya berani memastikan, tidak terlihat lagi nyamuk besar besar itu. Penghuni mess guru Al-Hamidiyah seharusnya merasakan itu.
Nyamuk kebun besar seperti ini akhir akhir ini sudah jarang terlihat. Biasanya setiap hari ada ratusan menyerbu kedalam rumah |
Sedangkan nyamuk belang belang (aedes) masih tetap banyak. Hal ini karena mereka bisa bertelur dimana saja asalkan ada air tergenang. Didaun daun, plastik plastik, rerumputan, bekas sepatu, kaleng, bahkan digenangan dispenser didalam rumah. Pernah ada penawaran pengasapan (fogging), tetapi saya tolak karena takut merusak kebun saya.
Jadi apa yang saya upayakan itu adalah upaya mengendalikan populasi nyamuk dengan cara melokalisasi nyamuk, bukan memelihara nyamuk. Ini harus saya luruskan karena ada komentar yang menurut saya kurang pas, yang mengatakan saya memelihara nyamuk. Yang berkomentar seperti itu tidak lain adalah istri saya sendiri. He..he..
2 komentar:
wah keren juga , ada ada aja idenya.. ha/...ha...ha...
Ide bagus... tapi maav saya udah kepalang benci dengan nyamuk, mungkin setelah jadi jentik jentiknya saya matikan saja.. tidak sy manfaatkan untuk peliharaan, makasih udah share
Posting Komentar