Muadzin, Imam Rawatib, Dan Tukang Parkir
Ilustrasi (gambar diambil dari alyaumimataram.blogspot.com ) |
Ini oleh oleh dari Garut. Ada kisah tersisa dari lokasi bencana banjir bandang Garut.
Kemarin, selama seminggu saya ikut menggalang dana bantuan korban banjir Garut. Dalam kegiatan itu, saya mendapatkan amanat dari seorang dermawan berupa dua amplop dengan pesan khusus. Kedua amplop ini cukup tebal, menandakan isinya yang cukup banyak. Amanatnya adalah, mohon dicarikan muadzin dan imam sholat lima waktu (rawatib), kemudian berikan sedekah ini...
Saya menyanggupi permintaannya. Tanpa berfikir bahwa amanat itu ternyata sulit dilaksanakan.
Saya dan tim dari LAZIS Al-Hamidiyah berangkat Ahad (02/10/2016), pukul setengah malam. Menjelang masuk Tarogong Garut, kami sholat shubuh berjama'ah bersama imam setempat. Saya teringat amanat itu. Apa saya serahkan disini saja ya... entah kenapa hati saya belum tergerak. Mungkin karena belum sampai ke lokasi bencana.
Tiba dilokasi bencana di Garut, ternyata saya malah tidak bisa sholat berjamaah bersama warga setempat. Kami berjamaah sendiri dengan menjamak dua sholat. Dhuhur dan Ashar kami laksanakan pukul dua. Tentu saja saya tidak bisa menjumpai muadzin dan imam rawatib. Setelah sholat, kita kembali ketempat bencana, menuruni jembatan dan menemui warga yang mendapat musibah.
Semua bantuan telah berhasil disalurkan. Tinggal dua amplop tadi.... dimana saya harus mencari imam rawatib dan muadzin. Saya tidak bisa bergerak sendiri meninggalkan tim. Saya juga tidak berfikir untuk bertanya kepada warga setempat. Entahlah...semuanya seperti sudah diatur...mungkin kedua amplop ini adalah jawaban atas doa seseorang yang dikabulkan Allah. Hanya saja saya belum ketemu orangnya...
Menjelang maghrib, saya dan tim berangkat pulang. Tak lama kemudian terdengar adzan berkumandang. kami memutuskan untuk melakukan jama' taqdim disebuah masjid. Kami tiba dimasjid, sholat jama'ah maghrib tengah berlangsung. Kami hendak membuat jamaah sendiri.
Sambil menunggu jamaah utama selesai, saya mengamati sang imam. Saya hafalkan warna bajunya, pecinya, wajahnya. Takutnya saya sholat dia pergi. Entah kenapa saya merasa cocok dengan imam ini.
Setelah sholat, sang imam memimpin dzikir. Giliran jamaah kami yang sholat. Selama sholat, saya betul betul tidak khusu'. Ini kesempatan terakhir saya menyerahkan dua amplop itu....bila sang imam pergi, mungkin saya tidak bisa menjumpainya lagi.
Ternyata benar... imam itu pergi. Saya pasrah..mungkin belum saatnya....
Tidak lama sang imam muncul lagi. Kali ini dia membawa pel pelan. Saya masih sholat. Sekilas saya melihat dia mengepel masjid. Bukan main bapak imam ini...benar benar mengabdi di masjid....
Setelah mengepel, bapak imam tadi keluar lagi...sholat saya sebentar lagi selesai..mudah mudahan saya berhasil menemuinya.
Setelah sholat, saya langsung bangkit mengejar bapak tadi. Ternyata orangnya sudah tidak ada...Saya memutari masjid untuk mencarinya. Tidak ada..!! . Saya ke toilet...tidak ada..!! Akhirnya saya ketempat parkir. Saya melihat seorang tukang parkir membawa tongkat, memakai rompi kuning. Saya mendekatinya untuk bertanya mengenai keberadaan bapak imam tadi.
Begitu mendekat, saya melihat sesuatu dibalik rompi kuningnya....
Ya...ada baju sang imam menyembul dari balik rompi kuning itu. Pasti tukang parkir ini adalah bapak imam tadi. Saya harus memastikannya.
Saya ajak salaman dia kemudian saya tanya : " Bapak, yang tadi jadi imam maghrib ya..."
Kata dia : Iya mas benar...ada apa ya..?
Saya bertanya lagi : "bapak setiap hari menjadi imam disini...?"
Dia menjawab : " iya mas..!. Dalam hati saya langsung merasa cocok. Saya akan berikan satu amplop kepada dia. Tinggal mencari muadzinnya...barangkali dia kenal, akan saya titipkan sekalian.
Saya bertanya : " kalo muadzinnya yang mana pak..?"
Dia menjawab : " wahh...muadzinnya juga saya pak....setiap hari...
Saya kaget...luar biasa orang ini. Imam Rawatib juga....muadzin juga...tukang parkir juga...
Langsung saya berikan amplop tadi kedua duanya. Saya katakan : "Pak...ini ada titipan amanat...saya berikan ke bapak mohon diterima..."
Orang tadi menerima kedua amplop tadi dengan mata berkaca kaca. Tampaknya benar... bahwa sampainya sedekah ini ketangannya adalah jawaban atas doa doanya kepada Allah. Atau karena keikhlasannya mengurus masjid.
Wallahu A'lam bish Shawaab
Cerita ini saya sampaikan khususnya untuk beliau yang telah menitipkan amanat kepada saya. Laporan pak, amanatnya sudah saya sampaikan kepada orang tersebut. Mudah mudahan amal ibadah bapak diterima Allah Swt, dan diberi ganjaran yang besar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar